Translate

Selasa, 20 Oktober 2015

1). Marfu' Sharih.



(BAGIAN KEDUA)

PERTEMUAN : PERTAMA
BUKU : MUSTHALAH AL-HADITS
KARYA : IBNU ‘UTSAIMIN RAHIMAHULLAH
____________

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"MARFU' SHARIH"

Sahabat fillah yang Allah mulyakan…
Adalah merupakan nikmat dan taufiq dari Allah sematalah kita dapat menyelesaikan bagian pertama buku yang kita pelajari bersama ini dengan segala kemudahannya. Bi idznillah walhamdulillah.

Di saat manusia di luar sana, muda dan mudi, atau yang semisal mereka, menghabiskan waktu dan menggunakan media online ini untuk sesuatu yang sedikit sekali manfaat dan faidahnya, atau bahkan terkadang sebagian mereka menggunakannya untuk sesuatu yang sia-sia. Bahkan untuk sesuatu yang mengundang fitnah, maksiat, dan dosa wal'iyadzubillah.

Namun di sisi yang lain, Allah menjadikan kita memanfaatkan media ini untuk sesuatu yang sangat bermanfaat insya Allah. Maka ini adalah merupakan suatu nikmat yang sangat layak kita syukuri.

Sudah selayaknya dan merupakan suatu keharusan bagi kita, untuk bersyukur kepada-Nya dan terus menjaga nikmat ini dengan bentuk semakin meningkatkan dan megerahkan segenap kemampuan kita, untuk terus meraih tingkatan kenikmatan selanjutnya. Sungguh tidak ada yang lebih nikmat dan tidak ada yang lebih indah di dunia ini selain dari mempelajari ilmu agama-Nya.

Betapa merugi jiwa-jiwa yang haus dengan kebenaran dan haus dengan ilmu syar'i, namun berada pada taraf keengganan yang akut terhadap ilmu-ilmu yang jauh lebih bermanfaat baginya. Bahkan tak jarang kita dapati, justru ia lebih bangga dan berlapang dada dengan meneguk dan menenggelamkan diri ke dalam api fitnah di tengah kehausannya terhadap air sebagai pemadamnya.

Apabila kita bisa konsisten dengan memiliki kegiatan yang bernilai positif dan jauh lebih bermanfaat, anggap saja apabila kita memiliki dua atau tiga kegiatan pelajaran dalam sehari bagi seorang santri -misalkan-.

Dimana tiga kegiatannya membutuhkan waktu tiga jam dalam seharinya untuk kegiatan belajar tersebut, yang bersifat bertatap muka langsung dengan sang guru atau sang ustadz. Satu jam untuk menambah hafalan al-qur'annya.  Satu jam untuk belajar bahasa arabnya. Dan satu jam terakhir untuk mempelajari aqidah atau pelajaran yang lainnya.

Kemudian ia berfokus dengan banyak mengulang dan membaca serta mentelaah juga memahami kembali apa yang ia pelajari. Maka merupakan sebuah keniscayaan, ia tidak akan mendapati dirinya memiliki waktu luang untuk melirik, terlebih menenggelamkan dirinya ke dalam api fitnah atau ke dalam perkara yang sia-sia yang tidak bermanfaat dan tidak pula bernilai pahala baginya.

Apabila ia menghabiskan waktunya untuk tiga kegiatan tersebut dengan terus berdoa dan berusaha untu kontinyu dan konsisten. Niscaya ia juga akan merasakan bahwa 24 jam dalam sehari adalah waktu yang sangat sempit lagi sedikit. Sungguh indah andai kita demikian keadaannya.

Sahabat fillah…
Walau mungkin kita tidak bisa konsisten dan istiqamah dengan tiga kegiatan belajar dalam sehari. Atau bahkan mungkin sebagian kita ada yang belum pernah mencoba. Maka minimalnya, semoga kita bisa terus berlanjut dan istiqamah mengikuti kajian ini, walaupun hanya sepekan dua kali. Semoga Allah senantiasa memudahkannya. Dan semoga menjadi sebab yang bisa mengurangi waktu kita dari menenggelamkan diri ke dalam sesuatu yang kurang bermanfaat. Wala haula wala quwwata illa billah.  

*****

Baiklah, mari langsung saja kita menuju pada poin kelanjutan dari apa yang kita pelajari bersama. Dimulai dari :

Pembagian Khabar.

Berkata asy-syaikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullah :

أَقْسَامُ الْخَبَرِ بِاعتِبَارِ مَنْ يُضَافُ إِلَيْهِ

Pembagian khabar ditinjau dari sisi "kepada siapakah suatu khabar disandarkan".

يَنْقَسِمُ الْخَبَرُ بِاعْتِبَارِ مَنْ يُضَافُ إِلَيْهِ إِلَى ثَلَاثَةِ أَقْسَامٍ: أ_ المَرْفُوْعُ، ب_ المَوْقُوْفُ، ج_ المَقْطُوْعُ

Khabar ditinjau dari sisi "kepada siapakah suatu khabar disandarkan" terbagi menjadi 3 (tiga) bagian :

A). Al-Marfu'.
B). Al-Mauquf.
C). Al-Maqthu'.

*****


A). Al-Marfu'.

a). Definisi Al-Marfu'.

أ_ فَالْمَرْفُوْعُ
مَا أُضِيْفَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Al-Marfu' yaitu :
Sesuatu yang disandarkan kepada nabi shallallahu 'alahi wasallam

b). Pembagian Al-Marfu'.

وَيَنْقَسِمُ إِلَى قِسْمَيْنِ: مَرْفُوْعٌ صَرِيْحاً، وَمَرْفُوْعٌ حُكْماً

Al-Marfu' terbagi menjadi 2 (dua) bagian :

1). Marfu' Sharih, dan
2). Marfu' Hukmi.

1_ فَالْمَرْفُوْعُ صَرِيْحاً: مَا أُضِيْفَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَفْسِهِ مِنْ قَوْلٍ، أَوْ فِعْلٍ، أَوْ تَقْرِيْرٍ، أَوْ وَصْفٍ فِيْ خُلُقِهِ، أَوْ خِلْقَتِهِ

1). Marfu' Sharih yaitu :
Sesuatu yang disandarkan kepada nabi shallallahu 'alaihi wasallam semata, baik berupa ucapan, atau perbuatan, atau taqrir, atau sifat tentang akhlaq, atau sifat tentang penciptaan (ciri fisik) beliau shallallahu 'alaihi wasallam.

مِثَالُهُ مِنَ الْقَوْلِ: قَوْلُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ"

Contoh ucapan.
Sabda beliau shallallahu 'alaihi wasallam :

"مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ"

"Barang siapa melakukan suatu amalan yang tidak ada perkara kami pada amalan tersebut, maka perkara tersebut tertolak."

وَمِثَالُهُ مِنَ الْفِعْلِ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ بَيْتَهُ بَدَأَ بِالسِّوَاكِ

Contoh perbuatan.

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ بَيْتَهُ بَدَأَ بِالسِّوَاكِ

"Adalah nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila beliau masuk rumah, maka beliau bersiwak terlebih dahulu.:"

وَمِثَالُهُ مِنَ التَّقْرِيْرِ: تَقْرِيْرُهُ الْجَارِيَّةَ حِيْنَ سَأَلَهَا: "أَيْنَ اللهُ؟"، قَالَتْ: فِيْ السَّمَاءِ، فَأَقَرَّهَا عَلَى ذَلِكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Contoh taqrir.
Taqrir (pengakuan/penetapan) nabi shallallahu 'alaihi wasallam terhadap seorang budak wanita tatkala beliau bertanya kepadanya: dimanakah Allah? Maka iapun menjawab: di atas langit. Maka nabi shallallahu 'alaihi wasallam membenarkan jawaban wanita tersebut.

وَهَكَذَا كُلُّ قَوْلٍ، أَوْ فِعْلٍ عَلِمَ بِهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَمْ يُنْكِرْهُ، فَهُوَ مَرْفُوْعٌ صَرِيْحاً مِنَ التَّقْرِيْرِ

Demikian juga setiap ucapan atau perbuatan yang diketahui oleh nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau tidak mengingkarinya. Maka hal tersebut adalah (termasuk) Marfu' Sharih dengan bentuk Taqrir.

وَمِثَالُهُ مِنَ الْوَصْفِ فِيْ خُلُقِهِ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَأَشْجَعَ النَّاسِ، مَا سُئِلَ شَيْئاً قَط فَقَالَ: لَا. وَكَانَ دَائِمَ البَشَرِ سَهَّلَ الْخَلْقَ، لَيِّنَ الْجَانِبِ، مَا خُيِّرَ بَيْنَ أَمْرَيْنِ إِلَّا اخْتَارَ أَيْسَرَهُمَا إِلَّا أَنْ يَكُوْنَ إِثْماً فَيَكُوْنُ أَبْعَدَ النَّاسِ عَنْهُ

Contoh sifat tentang akhlaq.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah manusia yang paling dermawan. Dan paling pemberani. Tidaklah beliau ditanya tentang sesuatupun, maka beliau mengatakan : (lakukanlah) tidak mengapa. Beliau adalah seorang yang senantiasa memudahkan makhluk. Lemah lembut. Tidaklah beliau diberi dua pilihan, melainkan beliau akan memilih yang paling mudahnya. Terkecuali apabila sesuatu tersebut adalah dosa, maka beliau adalah manusia yang paling jauh dari hal tersebut.    

وَمِثَالُهُ مِنَ الْوَصْفِ فِيْ خِلْقَتِهِ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَبْعَةً مِنَ الرِّجَالِ: لَيْسَ بِالطَّوِيْلِ، وَلَا بِالْقَصِيْرِ، بَعِيْدٌ مَا بَيْنَ الْمَنْكِبَيْنِ، لَهُ شَعْرٌ يَبْلُغُ شَحَمَةَ أُذُنَيْهِ، وَرُبَّمَا يَبْلُغُ مَنْكِبَيْهِ، حَسَنُ اللِّحْيَةِ، فِيْهِ شَعَرَاتٌ مِنْ شَيْبٍ

Contoh sifat tentang penciptaan (ciri fisik).
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah lelaki yang sedang. Tidak tinggi. Tidak pula pendek. Jarak antara kedua bahunya agak panjang. Beliau memiliki rambut yang mencapai cuping telinga beliau, atau bahkan mungkin mencapai kedua bahu beliau. Seorang yang memilih lihyah (jenggot) yang bagus, pada lihyahnya terselip beberapa helai yang sudah beruban.

Wallahu a'lam bish-shawab.


Akhukum fillah :
Rabu, 07 - Muharram - 1437 H / 21 - 10 - 2015 M


0 komentar:

Posting Komentar

Mubaarok Al-Atsary. Diberdayakan oleh Blogger.