PERTEMUAN : KE-EMPAT
SYARH AL-MANZHUMAH AL-BAIQUNIYYAH
IBNU ‘UTSAIMIN RAHIMAHULLAH
____________
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
"PENJABARAN BASMALAH Bag
(2)"
·
HURUF (BA) PADA BASMALAH
Berkata
Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin -rahimahullahu-:
وَالبَاءُ فِي قَولِهِ: "بِسمِ
اللهِ" أَهِيَ لِلْاِسْتِعَانَةِ أَم لِلمُصَاحَبَةِ؟
Dan
huruf BA' pada ucapan: "Bismillah", apakah ia untuk Isti'anah
atau untuk Mushahabah?
هُنَاكَ مَنْ قَالَ: إِنَّهَا
لِلْاِسْتِعَانَةِ. وَمِنْهُمْ مَنْ قَالَ: إِنَّهَا لِلْمُصَاحَبَةِ.
Disana
(yakni: para ulama_pent) ada yang berpendapat: BA' tersebut untuk
Isti'anah. Dan di antara mereka ada juga yang berpendapat bahwa ia untuk
Mushahabah.
وَمِمَّنْ قَالَ إِنَّهَا
لِلْمُصَاحَبَةِ؛ الزَّمَخْشَرِي صَاحِبُ الكَشَّافِ وَهُوَ مُعْتَزِلِيٌّ مِنَ الْمُعْتَزِلَةِ،
وَكِتَابُهُ الكَشَّافُ فِيْهِ اعْتِزَالِيَّاتٌ كَثِيْرَةٌ قَدْ لَا يَسْتَطِيْعُ
أَنْ يَعِرَفَهَا كُلُّ إِنْسَانٍ، حَتَّى قَالَ الْبُلْقِيْنِي: أَخْرَجْتُ مِنَ الْكَشَّافِ
اعْتِزَالِياَتٍ بِالمَنَاقِيْشِ. وَهَذَا يَدُلُّ عَلَى أَنَّهَا خَفِيَّةٌ.
Dan
di antara yang berpendapat bahwa BA' tersebut untuk Mushahabah adalah
Az-Zamakhsyari -rahmataullahi 'alaih- pemilik kitab Al-Kasyaf. Dan beliau
adalah seorang Mu'tazili dari madzhab Mu'tazilah. Dan kitab beliau Al-Kasyaf, didalamnya
terdapat banyak pemikiran Mu'tazilah yang sungguh tidak setiap orang mampu
mengetahuinya. Sampai-sampai berkata imam Al-Bulqini -rahmatullahi 'alaih-: aku
mengeluarkan pemikiran Mu'tazilah dari kitab Al-Kasyaf dengan berbagai diskusi.
Maka ini menunjukkan bahwa pemikiran Mu'tazilah yang terdapat dalam kitab
Al-Kasyaf adalah sesuatu yang samar.
وَالزَّمَخْشَرِي رَجَّحَ
أَنَّ الْبَاءَ لِلْمُصَاحَبَةِ، مَعَ أَنَّ الظَّاهِرَ أَنَّهَا لِلْاِسْتِعَانَةِ!
لَكِنَّهُ رَجَّحَ الْمُصَاحَبَةَ؛ لِأَنَّ الْمُعْتَزِلَةَ يَرَوْنَ أَنَّ الْإِنْسَانَ
مُسْتَقِلٌّ بِعَمَلِهِ فَإِذَا كَانَ مُسْتَقِلاًّ بِعَمَلِهِ فَإِنَّهُ لَا يَحْتَاجُ
لِلْاِسْتِعَانَةِ.
Az-Zamakhsyari
-rahmatullahi 'alaih- menguatkan bahwa BA' tersebut adalah untuk Mushahabah,
sementara yang tampak sesungguhnya BA' tersebut adalah untuk Isti'anah! Akan tetapi
ia menguatkan Mushahabah; karena Mu'tazilah berpendapat: sesungguhnya manusia
bersendirian pada perbuatannya. Apabila ia bersendirian pada perbuatannya, maka
ia tidak membutuhkan Isti'anah (baca: pertolongan_pent)
لَكِنْ لَا شَكَّ أَنَّ الْمُرَادَ
بِالْبَاءِ هُوَ: الِاسْتِعَانَةُ الَّتِي تُصَاحِبُ كُلَّ الْفِعْلِ، فَهِيَ فِيْ
الْأَصْلِ لِلاِسْتِعَانَةِ وَهِيَ مُصَاحِبَةٌ لِلإِنْسَانِ مِنْ أَوَّلِ الْفِعْلِ
إِلَى آخِرِهِ، وَقَدْ تُفِيْدُ مَعْنًى آخَراً، وَهُوَ التَّبَرُّكُ، إِذَا لَمْ نَحْمِلِ
التَّبَرُّكَ عَلَى الْاِسْتِعَانَةِ.
Akan
tetapi tidak diragukan bahwa yang diinginkan dengan BA' tersebut adalah
Isti'anah yang menyertai setiap perbuatan. Dan BA' tersebut pada asalnya adalah
untuk Isti'anah. Ia menyertai manusia dari awal perbuatan hingga akhirnya. Dan
terkadang ia juga memberikan faidah makna yang lain, yaitu: bertabarruk
(berharap berkah), apabila kita tidak mengarahkan makna Tabarruk ke Isti'anah.
وَنَقُوْلُ: كُلُّ مُسْتَعِيْنٍ
بِشَيْءٍ فَإِنَّهُ مُتَبَرِّكٌ بِهِ.
Dan
kita katakan : setiap yang beristi'anah dengan sesuatu, sesungguhnya ia
berharap berkah dengannya.
*****
·
LAFAZH (ALLAH) PADA BASMALAH.
اللهُ: لَفْظُ الجَلَالَةِ عَلَمٌ
عَلَى الذَّاتِ الْعَلِيَّةِ لَا يُسَمَّى بِهِ غَيْرُهُ، وَهُوَ مُشْتَقٌّ مِنَ الْأُلُوْهِيَّةِ،
وَأَصْلُهُ إِلَهٌ لَكِنْ حُذِفَتِ الْهَمْزَةُ، وَعُوِّضَ عَنْهَا بِـ"أَلْ"
فَصَارَتْ "اللهُ".
"Allah"
: Lafazh Jalalah yang merupakan sebuah nama untuk Dzat Yang Maha Tinggi yang
tidak bernama dengan nama tersebut selain-Nya. Dan lafazh tersebut adalah
pecahan dari kata "Uluhiyyah". Dan asalnya adalah lafazh
"Ilah", kemudian dihapus hamzahnya, dan diganti dengan "Al",
maka menjadi lafazh "Allah".
وَقِيْلَ: أَصْلُهُ الْإِلَهُ
وَأَنَّ "أَلْ" مَوْجُوْدَةٌ فِيْ بِنَائِهِ مِنَ الْأَصْلِ وَحُذِفَتِ الْهَمْزَةُ
لِلتَّخْفِيْفِ، كَمَا حُذِفَتْ مِنَ النَّاسِ وَأَصْلُهَا " الْآنَاسُ"
وَكَمَا حُذِفَتِ الْهَمْزَةُ مِن "خَيْرٍ وَشَرٍّ" وَأَصْلُهَا أَخْيَرُ
وَأَشَرُّ.
Dan
ada juga yang mengatakan: asalnya adalah "Al-Ilah", bahwa
"Al" ada pada asal binanya. Kemudian dihapus hamzahnya untuk
meringankan. Sebagaimana dihapus dari kata "An-Nas" yang
asalnya adalah "Al-Anas". Sebagaimana juga dihapus hamzah pada
kata "Khair" dan "Syar" yang asalnya adalah
"Akhyar" dan "Asyar".
وَمَعْنَى اللهِ: مَأْخُوْذَةٌ
مِنَ الْأُلُوْهِيَّةِ وَهِيَ التَّعَبُّدُ بِحُبٍّ وَتَعْظِيْمٍ، يُقَالُ: أَلَهَ
إِلَيْهِ أَيْ: اشْتَاقَ إِلَيْهِ، وَأَحَبَّهُ، وَأَنَابَ إِلَيْهِ، وَعَظَمَهُ.
Dan
makna "Allah" : diambil dari kata "Al-Uluhiyyah",
yaitu: beribadah dengan cinta dan pengagungan. Dikatakan: "أَلَهَ إِلَيْهِ" (menyembah kepada-Nya) yakni: rindu
kepada-Nya, mencintai-Nya, kembali kepada-Nya dan mengagungkan-Nya.
فَهِيَ مُشْتَقَّةٌ مِنَ
الْأُلُوْهِيَّةِ، وَهِيَ الْمَحَبَّةُ وَالتَّعْظِيْمُ.
Ia
adalah pecahan dari kata "Al-Uluiyyah", dan ia adalah cinta
dan pengagungan.
وَعَلَيْهِ فَيَكُوْنُ إِلَهٌ
بِمَعْنَى مَأْلُوْهٌ، أَيْ: مَعْبُوْدٌ.
Dan
berdasarkan hal tersebut, maka kata "Ilah" bermakna "Ma'luh",
yakni: "Ma'bud" (yang diibadahi).
وَهَلْ "فِعَالٌ"
تَأْتِي بِمَعْنَى "مَفْعُوْلٌ"؟
Lalu
apakah bentuk kata "Fi'al" bisa datang dengan makna "Maf'ul"?
نَقُوْلُ: نَعَمْ؛ مِثْلُ
فِرَاشٍ بِمَعْنَى مَفْرُوْشٍ، وَبِنَاءٍ بِمَعْنَى مَبْنُوْءٍ. وَغِرَاسٍ بِمَعْنَى
مَغْرُوْسٍ.
Kita
jawab: na'am; seperti kata "Firasy" (permadani) bermakna
"Mafrusy" (yang dibentangkan dilantai), dan kata "Bina"
(bangunan) bermakna "Mabnu" (yang dibangun), dan juga kata
"Ghiras" (tanaman) bermakna "Maghrus" (yang ditanam).
*****
·
LAFAZH (AR-RAHMAN) PADA BASMALAH.
وَأَمّا "الرَّحْمَنُ":
فَهُوَ نَعْتٌ لِلَفْظِ الْجَلَالَةِ، وَهُوَ أَيْضاً اسْمٌ مِنْ أَسْمَاءِ اللهِ تَعَالَى
يَدُلُّ عَلَى الرَّحْمَةِ.
Dan
adapun lafazh "Ar-Rahman" : ia adalah sifat bagi lafazh Jalalah. Dan ia juga merupakan nama dari nama-nama
Allah Ta'ala yang menunjukan sifat mengasihi.
وَجَمِيْعُ الَّذِيْنَ حَدُّوْا
الرَّحْمَةَ حَدُّوْهَا بِآثَارِهَا، فَمَثَلاً: أَنَا أَرْحَمُ الصَّغِيْرَ.
Dan semua orang yang mencoba mendefinisikan kata
"rahmah", mereka terbatas hanya pada pengaruh "rahmah" tersebut. Sebagai contoh (pada kalimat_pent): "أَنَا أَرْحَمُ الصَّغِيْرَ" (saya menyayangi anak kecil).
فَمَا هُوَ مَعْنَى "أَرْحَمُ"،
هَلْ هُوَ الْعَطْفُ أَوْ هُوَ الرِّفْقُ بِهِ؟
Lalu
apa gerangan makna "Arham", apakah ia bermakna "Al-'Athaf"
(belas kasih) ataukah bermakna "Ar-Rifq" (kelemah lembutan)
terhadapnya?
الجَوَابُ: لَا؛ لِأَنَّ
العَطَفَ مِنْ آثَارِ الرَّحْمَةِ، وَكَذَلِكَ الرِّفْقُ بِهِ مِنْ آثَارِ الرَّحْمَةِ.
Jawabannya:
tidak dua-duanya (yakni: kata "Ar-Rahmah" tidak bermanka
"Al-'Athaf" dan tidak pula bermakna "Ar-Rifq"_pent).
Karena "Al'Athaf" termasuk pengaruh dari "Ar-Rahmah".
Demikian juga "Ar-Rifq Bih" termasuk pengaruh dari
"Ar-Rahmah".
فَالرَّحْمَةُ هِيَ الرَّحْمَةُ!
فَلَا تَسْتَطَيْعُ أَنْ تُعَرِّفَهَا أَوْ تُحَدِّدَهَا بِأَوْضَحَ مِنْ لَفْظِهَا.
Maka
"Ar-Rahmah" adalah "Ar-Rahmah"! Engkau tidak akan mampu
mendefinisikannya atau membatasinya dengan yang lebih jelas dari lafazhnya.
فَنَقُوْلُ إِنَّ الرَّحْمَةَ
مَعْلُوْمَةُ الْمَعْنَى، وَمَجْهُوْلَةُ الْكَيْفِيَّةِ بَالنِّسْبَةِ لِلَّهِ عَزَّ
وَجَلَّ، وَلَكِنَّهَا مَعْلُوْمَةُ الْاَثَارِ.
Maka
kita katakan: sesungguhnya kata "Ar-Rahmah" diketahui maknanya, dan
majhul (tidak diketahui) kaifiyatnya apabila disandarkan kepada Allah 'Azza wa
Jalla, hanya saja ia diketahui pengaruhnya.
فَالرَّحْمَنُ اسْمٌ مِنْ
أَسْمَاءِ اللهِ تَعَالَى يَدُلُّ عَلَى صِفَةِ الرَّحْمَةِ.
Maka
Ar-Rahman adalah nama dari nama-nama Allah Ta'ala yang menunjukkan sifat kasih
sayang.
*****
·
LAFAZH (AR-RAHIM) PADA BASMALAH.
وَأَمَّا "الرَّحِيْمُ":
فَهُوَ اسْمٌ مَتَضَمِّنٌ لِلرَّحْمَةِ.
Dan
adapun kata "Ar-Rahim": ia adalah sebuah nama yang mengandung sifat
rahmah.
وَهَلِ الرَّحِيْمُ بِمَعْنَى
الرَّحْمَنِ، أَمْ أَنَّهُ يَخْتَلِفُ؟
Lalu apakah
Ar-Rahim semakna dengan Ar-Rahman, atau sesungguhnya ia berbeda?
قَالَ بَعْضُ الْعُلَمَاءِ:
إِنَّهُ بِمَعْنَى الرَّحْمَنِ، وَعَلَى هَذَا فَيَكُوْنُ مَؤَكَّداً لَا كَلَاماً
مُسْتَقِلاًّ.
Sebagian
para ulama mengatakan: Ar-Rahim semakna dengan Ar-Rahman. Berdasarkan pendapat
ini, maka Ar-Rahim adalah penguat (untuk Ar-Rahman_pent), bukan susunan
kata tersendiri.
وَلَكِنَّ بَعْضَ الْعُلَمَاءِ
قَالَ: إِنَّ الْمَعْنَى يَخْتَلِفُ؛ وَلَا يُمْكِنُ أَنْ نَقُوْلَ إِنَّهُ بِمَعْنَى
الرَّحْمَنِ لِوَجْهَيْنِ:
Akan tetapi sebagian
para ulama berkata: bahwa maknanya berbeda; tidak mungkin kita katakan bahwa ia
semakna dengan Ar-Rahman karena dua sisi:
1_ أَنَّ الْأَصْلَ فِيْ الْكَلَامِ التَّأْسِيْسُ لَا التَّوْكِيْدُ، يَعْنِي:
أَنَّهُ إِذَا قَالَ لَنَا شَخْصٌ: إِنَّ هَذِهِ الْكَلِمَةُ مُؤَكَّدَةٌ لِمَا قَبْلَهَا،
فَإِنَّنَا نَقُوْلُ لَهُ: إِنَّ الْأَصْلَ أَنَّهَا كَلِمَةٌ مُسْتَقِلَّةٌ، تُفِيْدُ
مَعْنَى غَيِرْ الْأَوَّلِ، وَذَلِكَ لِأَنَّ الْأَصْلَ فِيْ التَّوْكِيْدِ الزِّيَادَةُ،
وَالْأَصْلُ فِي الْكَلَامِ عَدَمُ الزِّيَادَةِ.
Pertama.
Sesungguhnya
asal pada sebuah susunan kata adalah "At-Ta'sis" (berdiri sebagai
pokok) bukan "Taukid" (penguat). Yakni: apabila seseorang berkata
kepada kita: sesungguhnya kata ini adalah penguat untuk sesuatu sebelumnya. Maka
kita katakan kepadanya: sesungguhnya pada asalnya kata tersebut adalah kata
yang tersendiri, yang memberikan faidah selain makna pertama. Dan yang demikian
karena asal pada "Taukid" (penguat) adalah merupakan
"Ziyadah" (kata tambahan). Sementara asal pada susunan kata adalah
tidak adanya ziyadah.
2_ اخْتِلَافُ بِنَايَةِ الْكَلِمَةِ الْأُوْلَى، وَهِيَ الرَّحْمَنُ عَلَى
وَزْنِ فَعْلاَنِ، وَالرَّحِيْمُ عَلَى وَزْنِ فَعِيْلٍ، وَالْقَاعِدَةُ فِيْ اللُّغَةِ
الْعَرَبِيَّةِ: أَنَّ اخْتِلَافَ الْمَبْنَى يَدُلُّ عَلَى اخْتِلَافِ الْمَعْنَى.
Kedua.
Berbedanya
susunan kata pertama, yaitu: "Ar-Rahman" di atas wazan Fa'lan",
dan "Ar-Rahim" di atas wazan "Fa'iil". Dan kaidah dalam
bahasa arab mengatakan: sesungguhnya perbedaan susunan kata menunjukkan
berbedanya makna.
إذاً لَابُدَّ أَنَّهُ مُخْتَلِفٌ،
فَمَا وَجْهُ الْخِلَافِ؟
Jadi,
tidak boleh tidak, sesungguhnya ia adalah berbeda. Lalu apa sisi perbedaannya?
قَالَ بَعْضُ الْعُلَمَاءِ:
إِنَّ الرَّحْمَنَ يَدُلُّ عَلَى الرَّحْمَةِ الْعَامَّةِ، وَالرَّحِيْمُ يَدُلُّ عَلَى
الرَّحْمَةِ الْخَاصَّةِ، لِأَنَّ رَحْمَةَ اللهِ تَعَالَى نَوْعَانِ:
Sebagian para
ulama berkata: sesungguhnya Ar-Rahman menunjukkan terhadap sifat rahmah yang
umum, sementara Ar-Rahim menunjukkan sifat rahmah yang khusus. Karena rahmah
Allah terbagi menjadi dua:
1_ رَحْمَةٌ عَامَّةٌ؛ وَهِيَ لِجَمِيْعِ الْخَلْقِ.
Pertama.
Rahmah yang
umum; ia untuk seluruh makhluk.
2_ رَحْمَةٌ خَاصَّةٌ؛ وَهِيَ لِلْمُؤْمِنِيْنَ كَمَا قَالَ تَعَالَى:
Kedua.
Rahmah
yang khusus; dan ia khusus untuk orang-orang yang beriman. Sebagaimana Allah
firmankan:
{وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيماً} [الأحزاب:
43].
Dan
Dia Maha Penyayang terhadap orang-orang yang beriman. (QS: Al-Ahzab: 43)
وَبَعْضُهُمْ قَالَ: الرَّحْمَنُ
يَدُلُّ عَلَى الصِّفَةِ، وَالرَّحِيْمُ يَدُلُّ عَلَى الْفِعْلِ، فَمَعْنَى الرَّحْمَنِ
يَعْنِي: ذُوْ الرَّحْمَةِ الوَاسِعَةِ، وَالْمُرَادُ بِالرَّحِيْمِ إِيْصَالُ الرَّحْمَةِ
إِلَى الْمَرْحُوْمِ، فَيَكُوْنُ الرَّحْمَنُ مُلَاحَظاً فِيْهِ الْوَصْفَ، وَالرَّحِيْمُ
مُلَاحِظاً فِيْهِ الْفِعْلَ.
Dan
sebagian yang lain berkata: Ar-Rahman menunjukkan sifat, sementara Ar-Rahim
menunjukkan perbuatan. Maka makna Ar-Rahman yakni: Yang Memiliki rahmah yang
luas. Dan yang diinginkan dengan Ar-Rahim adalah menyambungkan rahmah kepada
yang dirahmati. Maka Ar-Rahman, menguraikan seputar sifat didalamnya, dan
Ar-Rahim menguraikan didalamnya seputar perbuatan.
وَالْقَوْلُ الْأَقْرَبُ
عِنْدِيْ هُوَ: القَوْلُ الثَّانِيُّ وَهُوَ أَنَّ الرَّحْمَنَ يَدُلُّ عَلَى الصِّفَةِ،
وَالرَّحِيْمُ يَدُلُّ عَلَى الْفِعْلِ.
Dan
pendapat yang lebih dekat menurutku adalah pendapat yang kedua, yaitu:
sesungguhnya Ar-Rahman menunjukkan sifat dan Ar-Rahim menunjukkan perbuatan.
Wallahu a'lam bish-shawab. Wa baarakallahu fikum.
Akhukum fillah:
Kamis, 26 – Sya'ban - 1437 H / 02 - 06 - 2016 M
Baca Juga :
--------------------------
0 komentar:
Posting Komentar