Translate

Kamis, 02 Juni 2016

004. Penjabaran Basmalah Bag (2).




PERTEMUAN : KE-EMPAT
SYARH AL-MANZHUMAH AL-BAIQUNIYYAH
IBNU ‘UTSAIMIN RAHIMAHULLAH
____________


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ


"PENJABARAN BASMALAH Bag (2)"


·         HURUF (BA) PADA BASMALAH

Berkata Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin -rahimahullahu-:

وَالبَاءُ فِي قَولِهِ: "بِسمِ اللهِ" أَهِيَ لِلْاِسْتِعَانَةِ أَم لِلمُصَاحَبَةِ؟

Dan huruf BA' pada ucapan: "Bismillah", apakah ia untuk Isti'anah atau untuk Mushahabah?

هُنَاكَ مَنْ قَالَ: إِنَّهَا لِلْاِسْتِعَانَةِ. وَمِنْهُمْ مَنْ قَالَ: إِنَّهَا لِلْمُصَاحَبَةِ.

Disana (yakni: para ulama_pent) ada yang berpendapat: BA' tersebut untuk Isti'anah. Dan di antara mereka ada juga yang berpendapat bahwa ia untuk Mushahabah.

وَمِمَّنْ قَالَ إِنَّهَا لِلْمُصَاحَبَةِ؛ الزَّمَخْشَرِي صَاحِبُ الكَشَّافِ وَهُوَ مُعْتَزِلِيٌّ مِنَ الْمُعْتَزِلَةِ، وَكِتَابُهُ الكَشَّافُ فِيْهِ اعْتِزَالِيَّاتٌ كَثِيْرَةٌ قَدْ لَا يَسْتَطِيْعُ أَنْ يَعِرَفَهَا كُلُّ إِنْسَانٍ، حَتَّى قَالَ الْبُلْقِيْنِي: أَخْرَجْتُ مِنَ الْكَشَّافِ اعْتِزَالِياَتٍ بِالمَنَاقِيْشِ. وَهَذَا يَدُلُّ عَلَى أَنَّهَا خَفِيَّةٌ.

Dan di antara yang berpendapat bahwa BA' tersebut untuk Mushahabah adalah Az-Zamakhsyari -rahmataullahi 'alaih- pemilik kitab Al-Kasyaf. Dan beliau adalah seorang Mu'tazili dari madzhab Mu'tazilah. Dan kitab beliau Al-Kasyaf, didalamnya terdapat banyak pemikiran Mu'tazilah yang sungguh tidak setiap orang mampu mengetahuinya. Sampai-sampai berkata imam Al-Bulqini -rahmatullahi 'alaih-: aku mengeluarkan pemikiran Mu'tazilah dari kitab Al-Kasyaf dengan berbagai diskusi. Maka ini menunjukkan bahwa pemikiran Mu'tazilah yang terdapat dalam kitab Al-Kasyaf adalah sesuatu yang samar.  

وَالزَّمَخْشَرِي رَجَّحَ أَنَّ الْبَاءَ لِلْمُصَاحَبَةِ، مَعَ أَنَّ الظَّاهِرَ أَنَّهَا لِلْاِسْتِعَانَةِ! لَكِنَّهُ رَجَّحَ الْمُصَاحَبَةَ؛ لِأَنَّ الْمُعْتَزِلَةَ يَرَوْنَ أَنَّ الْإِنْسَانَ مُسْتَقِلٌّ بِعَمَلِهِ فَإِذَا كَانَ مُسْتَقِلاًّ بِعَمَلِهِ فَإِنَّهُ لَا يَحْتَاجُ لِلْاِسْتِعَانَةِ.

Az-Zamakhsyari -rahmatullahi 'alaih- menguatkan bahwa BA' tersebut adalah untuk Mushahabah, sementara yang tampak sesungguhnya BA' tersebut adalah untuk Isti'anah! Akan tetapi ia menguatkan Mushahabah; karena Mu'tazilah berpendapat: sesungguhnya manusia bersendirian pada perbuatannya. Apabila ia bersendirian pada perbuatannya, maka ia tidak membutuhkan Isti'anah (baca: pertolongan_pent)

لَكِنْ لَا شَكَّ أَنَّ الْمُرَادَ بِالْبَاءِ هُوَ: الِاسْتِعَانَةُ الَّتِي تُصَاحِبُ كُلَّ الْفِعْلِ، فَهِيَ فِيْ الْأَصْلِ لِلاِسْتِعَانَةِ وَهِيَ مُصَاحِبَةٌ لِلإِنْسَانِ مِنْ أَوَّلِ الْفِعْلِ إِلَى آخِرِهِ، وَقَدْ تُفِيْدُ مَعْنًى آخَراً، وَهُوَ التَّبَرُّكُ، إِذَا لَمْ نَحْمِلِ التَّبَرُّكَ عَلَى الْاِسْتِعَانَةِ.

Akan tetapi tidak diragukan bahwa yang diinginkan dengan BA' tersebut adalah Isti'anah yang menyertai setiap perbuatan. Dan BA' tersebut pada asalnya adalah untuk Isti'anah. Ia menyertai manusia dari awal perbuatan hingga akhirnya. Dan terkadang ia juga memberikan faidah makna yang lain, yaitu: bertabarruk (berharap berkah), apabila kita tidak mengarahkan makna Tabarruk ke Isti'anah.
وَنَقُوْلُ: كُلُّ مُسْتَعِيْنٍ بِشَيْءٍ فَإِنَّهُ مُتَبَرِّكٌ بِهِ.

Dan kita katakan : setiap yang beristi'anah dengan sesuatu, sesungguhnya ia berharap berkah dengannya.  

*****

·         LAFAZH (ALLAH) PADA BASMALAH.

اللهُ: لَفْظُ الجَلَالَةِ عَلَمٌ عَلَى الذَّاتِ الْعَلِيَّةِ لَا يُسَمَّى بِهِ غَيْرُهُ، وَهُوَ مُشْتَقٌّ مِنَ الْأُلُوْهِيَّةِ، وَأَصْلُهُ إِلَهٌ لَكِنْ حُذِفَتِ الْهَمْزَةُ، وَعُوِّضَ عَنْهَا بِـ"أَلْ" فَصَارَتْ "اللهُ".

"Allah" : Lafazh Jalalah yang merupakan sebuah nama untuk Dzat Yang Maha Tinggi yang tidak bernama dengan nama tersebut selain-Nya. Dan lafazh tersebut adalah pecahan dari kata "Uluhiyyah". Dan asalnya adalah lafazh "Ilah", kemudian dihapus hamzahnya, dan diganti dengan "Al", maka menjadi lafazh "Allah".  

وَقِيْلَ: أَصْلُهُ الْإِلَهُ وَأَنَّ "أَلْ" مَوْجُوْدَةٌ فِيْ بِنَائِهِ مِنَ الْأَصْلِ وَحُذِفَتِ الْهَمْزَةُ لِلتَّخْفِيْفِ، كَمَا حُذِفَتْ مِنَ النَّاسِ وَأَصْلُهَا " الْآنَاسُ" وَكَمَا حُذِفَتِ الْهَمْزَةُ مِن "خَيْرٍ وَشَرٍّ" وَأَصْلُهَا أَخْيَرُ وَأَشَرُّ.

Dan ada juga yang mengatakan: asalnya adalah "Al-Ilah", bahwa "Al" ada pada asal binanya. Kemudian dihapus hamzahnya untuk meringankan. Sebagaimana dihapus dari kata "An-Nas" yang asalnya adalah "Al-Anas". Sebagaimana juga dihapus hamzah pada kata "Khair" dan "Syar" yang asalnya adalah "Akhyar" dan "Asyar".   

وَمَعْنَى اللهِ: مَأْخُوْذَةٌ مِنَ الْأُلُوْهِيَّةِ وَهِيَ التَّعَبُّدُ بِحُبٍّ وَتَعْظِيْمٍ، يُقَالُ: أَلَهَ إِلَيْهِ أَيْ: اشْتَاقَ إِلَيْهِ، وَأَحَبَّهُ، وَأَنَابَ إِلَيْهِ، وَعَظَمَهُ.

Dan makna "Allah" : diambil dari kata "Al-Uluhiyyah", yaitu: beribadah dengan cinta dan pengagungan. Dikatakan: "أَلَهَ إِلَيْهِ" (menyembah kepada-Nya) yakni: rindu kepada-Nya, mencintai-Nya, kembali kepada-Nya dan mengagungkan-Nya.

فَهِيَ مُشْتَقَّةٌ مِنَ الْأُلُوْهِيَّةِ، وَهِيَ الْمَحَبَّةُ وَالتَّعْظِيْمُ.

Ia adalah pecahan dari kata "Al-Uluiyyah", dan ia adalah cinta dan pengagungan.

وَعَلَيْهِ فَيَكُوْنُ إِلَهٌ بِمَعْنَى مَأْلُوْهٌ، أَيْ: مَعْبُوْدٌ.

Dan berdasarkan hal tersebut, maka kata "Ilah" bermakna "Ma'luh", yakni: "Ma'bud" (yang diibadahi).  

وَهَلْ "فِعَالٌ" تَأْتِي بِمَعْنَى "مَفْعُوْلٌ"؟

Lalu apakah bentuk kata "Fi'al" bisa datang dengan makna "Maf'ul"?

نَقُوْلُ: نَعَمْ؛ مِثْلُ فِرَاشٍ بِمَعْنَى مَفْرُوْشٍ، وَبِنَاءٍ بِمَعْنَى مَبْنُوْءٍ. وَغِرَاسٍ بِمَعْنَى مَغْرُوْسٍ.

Kita jawab: na'am; seperti kata "Firasy" (permadani) bermakna "Mafrusy" (yang dibentangkan dilantai), dan kata "Bina" (bangunan) bermakna "Mabnu" (yang dibangun), dan juga kata "Ghiras" (tanaman) bermakna "Maghrus" (yang ditanam).

*****

·         LAFAZH (AR-RAHMAN) PADA BASMALAH.

وَأَمّا "الرَّحْمَنُ": فَهُوَ نَعْتٌ لِلَفْظِ الْجَلَالَةِ، وَهُوَ أَيْضاً اسْمٌ مِنْ أَسْمَاءِ اللهِ تَعَالَى يَدُلُّ عَلَى الرَّحْمَةِ.

Dan adapun lafazh "Ar-Rahman" : ia adalah sifat bagi lafazh Jalalah.  Dan ia juga merupakan nama dari nama-nama Allah Ta'ala yang menunjukan sifat mengasihi.  

وَجَمِيْعُ الَّذِيْنَ حَدُّوْا الرَّحْمَةَ حَدُّوْهَا بِآثَارِهَا، فَمَثَلاً: أَنَا أَرْحَمُ الصَّغِيْرَ.

Dan semua orang yang mencoba mendefinisikan kata "rahmah", mereka terbatas hanya pada pengaruh "rahmah" tersebut. Sebagai contoh (pada kalimat_pent): "أَنَا أَرْحَمُ الصَّغِيْرَ" (saya menyayangi anak kecil).

فَمَا هُوَ مَعْنَى "أَرْحَمُ"، هَلْ هُوَ الْعَطْفُ أَوْ هُوَ الرِّفْقُ بِهِ؟

Lalu apa gerangan makna "Arham", apakah ia bermakna "Al-'Athaf" (belas kasih) ataukah bermakna "Ar-Rifq" (kelemah lembutan) terhadapnya?

الجَوَابُ: لَا؛ لِأَنَّ العَطَفَ مِنْ آثَارِ الرَّحْمَةِ، وَكَذَلِكَ الرِّفْقُ بِهِ مِنْ آثَارِ الرَّحْمَةِ.

Jawabannya: tidak dua-duanya (yakni: kata "Ar-Rahmah" tidak bermanka "Al-'Athaf" dan tidak pula bermakna "Ar-Rifq"_pent). Karena "Al'Athaf" termasuk pengaruh dari "Ar-Rahmah". Demikian juga "Ar-Rifq Bih" termasuk pengaruh dari "Ar-Rahmah". 

فَالرَّحْمَةُ هِيَ الرَّحْمَةُ! فَلَا تَسْتَطَيْعُ أَنْ تُعَرِّفَهَا أَوْ تُحَدِّدَهَا بِأَوْضَحَ مِنْ لَفْظِهَا.

Maka "Ar-Rahmah" adalah "Ar-Rahmah"! Engkau tidak akan mampu mendefinisikannya atau membatasinya dengan yang lebih jelas dari lafazhnya.

فَنَقُوْلُ إِنَّ الرَّحْمَةَ مَعْلُوْمَةُ الْمَعْنَى، وَمَجْهُوْلَةُ الْكَيْفِيَّةِ بَالنِّسْبَةِ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَلَكِنَّهَا مَعْلُوْمَةُ الْاَثَارِ.

Maka kita katakan: sesungguhnya kata "Ar-Rahmah" diketahui maknanya, dan majhul (tidak diketahui) kaifiyatnya apabila disandarkan kepada Allah 'Azza wa Jalla, hanya saja ia diketahui pengaruhnya. 

فَالرَّحْمَنُ اسْمٌ مِنْ أَسْمَاءِ اللهِ تَعَالَى يَدُلُّ عَلَى صِفَةِ الرَّحْمَةِ.

Maka Ar-Rahman adalah nama dari nama-nama Allah Ta'ala yang menunjukkan sifat kasih sayang.

*****

·         LAFAZH (AR-RAHIM) PADA BASMALAH.

وَأَمَّا "الرَّحِيْمُ": فَهُوَ اسْمٌ مَتَضَمِّنٌ لِلرَّحْمَةِ.

Dan adapun kata "Ar-Rahim": ia adalah sebuah nama yang mengandung sifat rahmah.

وَهَلِ الرَّحِيْمُ بِمَعْنَى الرَّحْمَنِ، أَمْ أَنَّهُ يَخْتَلِفُ؟

Lalu apakah Ar-Rahim semakna dengan Ar-Rahman, atau sesungguhnya ia berbeda?

قَالَ بَعْضُ الْعُلَمَاءِ: إِنَّهُ بِمَعْنَى الرَّحْمَنِ، وَعَلَى هَذَا فَيَكُوْنُ مَؤَكَّداً لَا كَلَاماً مُسْتَقِلاًّ.

Sebagian para ulama mengatakan: Ar-Rahim semakna dengan Ar-Rahman. Berdasarkan pendapat ini, maka Ar-Rahim adalah penguat (untuk Ar-Rahman_pent), bukan susunan kata tersendiri.  

وَلَكِنَّ بَعْضَ الْعُلَمَاءِ قَالَ: إِنَّ الْمَعْنَى يَخْتَلِفُ؛ وَلَا يُمْكِنُ أَنْ نَقُوْلَ إِنَّهُ بِمَعْنَى الرَّحْمَنِ لِوَجْهَيْنِ:

Akan tetapi sebagian para ulama berkata: bahwa maknanya berbeda; tidak mungkin kita katakan bahwa ia semakna dengan Ar-Rahman karena dua sisi:

1_ أَنَّ الْأَصْلَ فِيْ الْكَلَامِ التَّأْسِيْسُ لَا التَّوْكِيْدُ، يَعْنِي: أَنَّهُ إِذَا قَالَ لَنَا شَخْصٌ: إِنَّ هَذِهِ الْكَلِمَةُ مُؤَكَّدَةٌ لِمَا قَبْلَهَا، فَإِنَّنَا نَقُوْلُ لَهُ: إِنَّ الْأَصْلَ أَنَّهَا كَلِمَةٌ مُسْتَقِلَّةٌ، تُفِيْدُ مَعْنَى غَيِرْ الْأَوَّلِ، وَذَلِكَ لِأَنَّ الْأَصْلَ فِيْ التَّوْكِيْدِ الزِّيَادَةُ، وَالْأَصْلُ فِي الْكَلَامِ عَدَمُ الزِّيَادَةِ.

Pertama.
Sesungguhnya asal pada sebuah susunan kata adalah "At-Ta'sis" (berdiri sebagai pokok) bukan "Taukid" (penguat). Yakni: apabila seseorang berkata kepada kita: sesungguhnya kata ini adalah penguat untuk sesuatu sebelumnya. Maka kita katakan kepadanya: sesungguhnya pada asalnya kata tersebut adalah kata yang tersendiri, yang memberikan faidah selain makna pertama. Dan yang demikian karena asal pada "Taukid" (penguat) adalah merupakan "Ziyadah" (kata tambahan). Sementara asal pada susunan kata adalah tidak adanya ziyadah.   

2_ اخْتِلَافُ بِنَايَةِ الْكَلِمَةِ الْأُوْلَى، وَهِيَ الرَّحْمَنُ عَلَى وَزْنِ فَعْلاَنِ، وَالرَّحِيْمُ عَلَى وَزْنِ فَعِيْلٍ، وَالْقَاعِدَةُ فِيْ اللُّغَةِ الْعَرَبِيَّةِ: أَنَّ اخْتِلَافَ الْمَبْنَى يَدُلُّ عَلَى اخْتِلَافِ الْمَعْنَى.

Kedua.
Berbedanya susunan kata pertama, yaitu: "Ar-Rahman" di atas wazan Fa'lan", dan "Ar-Rahim" di atas wazan "Fa'iil". Dan kaidah dalam bahasa arab mengatakan: sesungguhnya perbedaan susunan kata menunjukkan berbedanya makna.

إذاً لَابُدَّ أَنَّهُ مُخْتَلِفٌ، فَمَا وَجْهُ الْخِلَافِ؟

Jadi, tidak boleh tidak, sesungguhnya ia adalah berbeda. Lalu apa sisi perbedaannya?

قَالَ بَعْضُ الْعُلَمَاءِ: إِنَّ الرَّحْمَنَ يَدُلُّ عَلَى الرَّحْمَةِ الْعَامَّةِ، وَالرَّحِيْمُ يَدُلُّ عَلَى الرَّحْمَةِ الْخَاصَّةِ، لِأَنَّ رَحْمَةَ اللهِ تَعَالَى نَوْعَانِ:

Sebagian para ulama berkata: sesungguhnya Ar-Rahman menunjukkan terhadap sifat rahmah yang umum, sementara Ar-Rahim menunjukkan sifat rahmah yang khusus. Karena rahmah Allah terbagi menjadi dua:

1_ رَحْمَةٌ عَامَّةٌ؛ وَهِيَ لِجَمِيْعِ الْخَلْقِ.

Pertama.
Rahmah yang umum; ia untuk seluruh makhluk.

2_ رَحْمَةٌ خَاصَّةٌ؛ وَهِيَ لِلْمُؤْمِنِيْنَ كَمَا قَالَ تَعَالَى:

Kedua.
Rahmah yang khusus; dan ia khusus untuk orang-orang yang beriman. Sebagaimana Allah firmankan:

{وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيماً} [الأحزاب: 43].

Dan Dia Maha Penyayang terhadap orang-orang yang beriman. (QS: Al-Ahzab: 43)

وَبَعْضُهُمْ قَالَ: الرَّحْمَنُ يَدُلُّ عَلَى الصِّفَةِ، وَالرَّحِيْمُ يَدُلُّ عَلَى الْفِعْلِ، فَمَعْنَى الرَّحْمَنِ يَعْنِي: ذُوْ الرَّحْمَةِ الوَاسِعَةِ، وَالْمُرَادُ بِالرَّحِيْمِ إِيْصَالُ الرَّحْمَةِ إِلَى الْمَرْحُوْمِ، فَيَكُوْنُ الرَّحْمَنُ مُلَاحَظاً فِيْهِ الْوَصْفَ، وَالرَّحِيْمُ مُلَاحِظاً فِيْهِ الْفِعْلَ.

Dan sebagian yang lain berkata: Ar-Rahman menunjukkan sifat, sementara Ar-Rahim menunjukkan perbuatan. Maka makna Ar-Rahman yakni: Yang Memiliki rahmah yang luas. Dan yang diinginkan dengan Ar-Rahim adalah menyambungkan rahmah kepada yang dirahmati. Maka Ar-Rahman, menguraikan seputar sifat didalamnya, dan Ar-Rahim menguraikan didalamnya seputar perbuatan.

وَالْقَوْلُ الْأَقْرَبُ عِنْدِيْ هُوَ: القَوْلُ الثَّانِيُّ وَهُوَ أَنَّ الرَّحْمَنَ يَدُلُّ عَلَى الصِّفَةِ، وَالرَّحِيْمُ يَدُلُّ عَلَى الْفِعْلِ.

Dan pendapat yang lebih dekat menurutku adalah pendapat yang kedua, yaitu: sesungguhnya Ar-Rahman menunjukkan sifat dan Ar-Rahim menunjukkan perbuatan.

Wallahu a'lam bish-shawab. Wa baarakallahu fikum.

Akhukum fillah:
Kamis, 26 – Sya'ban - 1437 H / 02 - 06 - 2016 M


                                                                                 

Baca Juga :
--------------------------

0 komentar:

Posting Komentar

Mubaarok Al-Atsary. Diberdayakan oleh Blogger.