Translate

Rabu, 28 Oktober 2015

3). Al-Mauquf & Al-Maqthu'.



(Bagian Kedua)

PERTEMUAN : KETIGA
BUKU : MUSTHALAH AL-HADITS
KARYA : IBNU ‘UTSAIMIN RAHIMAHULLAH
____________

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"AL-MAUQUF & AL-MAQTHU'"

Berkata Asy-Syaikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullah :

ب_ وَالْمَوْقُوْفُ
مَا أُضِيْفَ إِلَى الصَّحَابِيِّ، وَلَمْ يَثْبُتْ لَهُ حُكْمُ الرَّفْعِ

Al-Mauquf yaitu :
Sesuatu yang disandarkan kepada shahabat dan tidak memiliki ketetapan hukum Marfu'.

مِثَالُهُ : قَوْلُ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: يُهَدِّمُ الْإِسْلَامَ زَلَّةُ الْعَالِمِ وَجِدَالُ الْمُنَافِقِ بِالْكِتَابِ، وَحُكْمُ الْأَئِمَّةِ الْمُضِلِّيْنَ

Contohnya adalah :
Ucapan Umar Ibnul Khaththab radhiallahu 'anhu : "Akan merobohkan islam: tergelincirnya seorang 'alim; perdebatan orang munafiq dengan Al-Kitab; dan hukum para imam yang menyesatkan".

Tambahan Faidah (pent) :
Atsar ini disebutkan oleh imam Muhammad Ibnu 'Abdir Rahman As-Sakhawi rahimahullah dalam kitab beliau "Al-Maqasidul Hasanah Fi Bayani Katsirin Minal Ahaditsil Musytaharah 'Alal Alsunah" pada jilid pertama, halaman: 58, cet: Darul Kitab Al-'Arabi.

Minggu, 25 Oktober 2015

2). Marfu' Hukmi.



(BAGIAN KEDUA)

PERTEMUAN : KEDUA
BUKU : MUSTHALAH AL-HADITS
KARYA : IBNU ‘UTSAIMIN RAHIMAHULLAH
____________


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ


"MARFU' HUKMI"

Telah berlalu pada pertemuan sebelumnya masail seputar Marfu' Sharih. Kemudian uraian kita pada kali ini adalah masail seputar Marfu' Hukmi, insya Allah.

Berkata asy-syaikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullah :

2_ وَالْمَرْفُوْعُ حُكْماً: مَا كَانَ لَهُ حُكْمُ الْمُضَافِ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَهُوَ أَنْوَاعٌ

Marfu' Hukmi yaitu :
Sesuatu yang memiliki hukum mudhaf (disandarkan) kepada nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

Dan hal ini (yakni Marfu' hukmi) ada beberapa bentuk :

الأَوَّلُ - قَوْلُ الصَّحَابِيِّ إِذَا لَمْ يُمْكِنْ أَنْ يَكُوْنَ مِنْ قَبِيْلِ الرَّأْيِ وَلَمْ يَكُنْ تَفْسِيْراً، وَلَا مَعْرُوْفاً قَائِلُهُ بِالْأَخْذِ عَنِ الْإِسْرَائِيْلِيَاتِ، مِثْلُ أَنْ يَكُوْنَ خَبَراً عَن أَشْرَاطِ السَّاعَةِ، أَوْ أَحْوَالِ الْقِيَامَةِ، أَوِ الْجَزَاءِ.

Pertama.
Ucapan shahabat apabila tidak mengandung kemungkinan berasal dari pendapatnya. Dan bukan sebagai tafsir. Dan pengucapnya bukan seorang yang ma'ruf mengambil dari israiliyat (berita-berita bani israil _pent). (Hal in adalah _pent) seperti: khabar tentang tanda-tanda hari kiamat. Atau tentang keadaan-keadaan hari kiamat. Atau tentang pembalasan.

Selasa, 20 Oktober 2015

1). Marfu' Sharih.



(BAGIAN KEDUA)

PERTEMUAN : PERTAMA
BUKU : MUSTHALAH AL-HADITS
KARYA : IBNU ‘UTSAIMIN RAHIMAHULLAH
____________

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"MARFU' SHARIH"

Sahabat fillah yang Allah mulyakan…
Adalah merupakan nikmat dan taufiq dari Allah sematalah kita dapat menyelesaikan bagian pertama buku yang kita pelajari bersama ini dengan segala kemudahannya. Bi idznillah walhamdulillah.

Di saat manusia di luar sana, muda dan mudi, atau yang semisal mereka, menghabiskan waktu dan menggunakan media online ini untuk sesuatu yang sedikit sekali manfaat dan faidahnya, atau bahkan terkadang sebagian mereka menggunakannya untuk sesuatu yang sia-sia. Bahkan untuk sesuatu yang mengundang fitnah, maksiat, dan dosa wal'iyadzubillah.

Namun di sisi yang lain, Allah menjadikan kita memanfaatkan media ini untuk sesuatu yang sangat bermanfaat insya Allah. Maka ini adalah merupakan suatu nikmat yang sangat layak kita syukuri.

Sudah selayaknya dan merupakan suatu keharusan bagi kita, untuk bersyukur kepada-Nya dan terus menjaga nikmat ini dengan bentuk semakin meningkatkan dan megerahkan segenap kemampuan kita, untuk terus meraih tingkatan kenikmatan selanjutnya. Sungguh tidak ada yang lebih nikmat dan tidak ada yang lebih indah di dunia ini selain dari mempelajari ilmu agama-Nya.

Betapa merugi jiwa-jiwa yang haus dengan kebenaran dan haus dengan ilmu syar'i, namun berada pada taraf keengganan yang akut terhadap ilmu-ilmu yang jauh lebih bermanfaat baginya. Bahkan tak jarang kita dapati, justru ia lebih bangga dan berlapang dada dengan meneguk dan menenggelamkan diri ke dalam api fitnah di tengah kehausannya terhadap air sebagai pemadamnya.

Apabila kita bisa konsisten dengan memiliki kegiatan yang bernilai positif dan jauh lebih bermanfaat, anggap saja apabila kita memiliki dua atau tiga kegiatan pelajaran dalam sehari bagi seorang santri -misalkan-.

Dimana tiga kegiatannya membutuhkan waktu tiga jam dalam seharinya untuk kegiatan belajar tersebut, yang bersifat bertatap muka langsung dengan sang guru atau sang ustadz. Satu jam untuk menambah hafalan al-qur'annya.  Satu jam untuk belajar bahasa arabnya. Dan satu jam terakhir untuk mempelajari aqidah atau pelajaran yang lainnya.

Kemudian ia berfokus dengan banyak mengulang dan membaca serta mentelaah juga memahami kembali apa yang ia pelajari. Maka merupakan sebuah keniscayaan, ia tidak akan mendapati dirinya memiliki waktu luang untuk melirik, terlebih menenggelamkan dirinya ke dalam api fitnah atau ke dalam perkara yang sia-sia yang tidak bermanfaat dan tidak pula bernilai pahala baginya.

Apabila ia menghabiskan waktunya untuk tiga kegiatan tersebut dengan terus berdoa dan berusaha untu kontinyu dan konsisten. Niscaya ia juga akan merasakan bahwa 24 jam dalam sehari adalah waktu yang sangat sempit lagi sedikit. Sungguh indah andai kita demikian keadaannya.
Mubaarok Al-Atsary. Diberdayakan oleh Blogger.