Translate

Senin, 29 Agustus 2016

015. Hadits Hasan.



PERTEMUAN : KE-LIMA BELAS
SYARH AL-MANZHUMAH AL-BAIQUNIYYAH
IBNU ‘UTSAIMIN RAHIMAHULLAH
____________

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"HADITS HASAN"

Para pembaca sekalian a'anakumullahu…
Untuk menjadikan pemahaman para pembaca sekalian semakin sempurna pada uraian seputar hadits hasan ini, sangat kami sarankan agar pembaca sekalian menela'ah terlebih dahulu apa yang pernah kita pelajari sebelumnya mengenai masalah ini, tepatnya pada kitab: Musthalah Al-Hadits Bagian Pertama Pertemuan ke - enam.
Apabila pembaca sekalian menguasai kajian pada pertemuan tersebut dengan baik, insya Allah pertemuan ke lima belas pada syarh Al-Manzhumah Al-Baiquniyyah ini adalah uraian yang sangat mudah bi idznillah.

*****

Berkata nazhim Al-Baiquniy rahimahullahu:

Kedudukan As-Sunnah Terhadap Al-Qur'an.



KEDUDUKAN AS-SUNNAH TERHADAP AL-QUR'AN

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله الذي أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله وكفى بالله شهيدًا، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له إقرارًا به وتوحيدًا، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه وسلم تسليمًا مزيدًا، أما بعد..

Maksud dari judul besar tulisan ini adalah sebuah jawaban dari pertanyaan: "Al-Qur'an dan As-Sunnah,  mana yang harus didahulukan di antara kedua hal tersebut?"

Masalah ini akan menjadi jelas dan terang apabila ditinjau dari empat (4) sisi:

Pertama.
Dari sisi Al-Mashdariyah (sumber).

باعتبار المصدرية، فلا شك أن القرآن والسنة في منزلة واحدة، إذ الكل وحي من الله، قال تعالى: {وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى، إِنْ هُوَ إِلا وَحْيٌ يُوحَى} [النجم: 3، 4].

Apabila ditinjau dari sisi Al-Mashdariyah (sumber), maka tidak diragukan bahwa Al-Qur'an dan As-Sunnah berada pada satu kedudukan. Karena keduanya adalah wahyu dari Allah Jalla wa 'Ala.

Allah Jalla wa 'Ala telah menegaskan: "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak berbicara berdasarkan hafa nafsu (3). Akan tetapi ia berbicara berdasarkan wahyu yang diwahyukan kepadanya(4)". [An-Najm: 3-4].

Selasa, 23 Agustus 2016

014, Hadits Tershahih.



PERTEMUAN : KE-EMPAT BELAS
SYARH AL-MANZHUMAH AL-BAIQUNIYYAH
IBNU ‘UTSAIMIN RAHIMAHULLAH
____________

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"HADITS TERSHAHIH"

وَمَا هُوَ أَصَحُّ كُتُبِ السُّنَّةِ؟

Apa gerangan kitab sunnah yang tershahih?

وَمَا هُوَ أَصَحُّ الصَّحِيْحِ؟

Dan apa gerangan yang tershahih dari yang shahih tersebut?

نَقُوْلُ: الْأَحَادِيْثُ الَّتِيْ اتَّفَقَ عَلَيْهَا البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ، تُعْتَبَرُ أَصَحُّ الْأَحَادِيْثِ، فَمَثَلاً فِيْ بُلُوْغِ الْمَرَامِ يَقُوْلُ الحَافِظُ عَقَبَ الْحَدِيْثِ: مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ، يَعْنِيْ رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ.

Kita katakan: hadits-hadits yang imam Al-Bukhari dan imam Muslim bersepakat terhadap hadits-hadits tersebut, maka ia teranggap sebagai hadits-hadits tershahih. Misalkan; dalam kitab Bulugh Maram berkata Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullahu di akhir hadits: muttafaq 'alaih, yang beliau maksud adalah: hadits tersebut telah diriwayatkan oleh imam Al-Bukhari dan imam Muslim. 

ثُمَّ مَا انْفَرَدَ بِهِ الْبُخَارِيُّ، لِأَنَّ شَرْطَ الْبُخَارِيِّ أَقْوَى مِنْ شَرْطِ مُسْلِمٍ، وَهُوَ ثُبُوْتُ اللِّقَاءِ بَيْنَ الرَّاوِيِّ وَمَنْ رَوَى عَنْهُ، بِخِلَافِ مُسْلِمٍ الَّذِيْ اشْتَرَطَ المُعَاصَرَةَ دُوْنَ المُلَاقَاةِ، فَكَانَ شَرْطُ البُخَارِيِّ أَشَدَّ وَأَقْوَى، فَلِذَلِكَ قَالُوْا: إِنَّ صَحِيْحَ البُخَارِيِّ أَصَحُّ مِنْ صَحِيْحِ مُسْلِمٍ.

Kemudian yang tershahih setelahnya adalah hadits yang imam Al-Bukhari bersendirian dalam periwayatan, karena syarat imam Al-Bukhari lebih kuat dari syarat imam Muslim, yaitu: ثُبُوْتُ اللِّقَاءِ (harus terbukti bertemu) antara perawi dan syaikhnya. Berbeda dengan imam Muslim yang hanya mempersyaratkan sezaman tidak mengharuskan bertemu. Maka syarat Al-Bukhari lebih tinggi dan lebih kuat. Oleh karena itu para ulama berkata: sesungguhnya Shahih Al-Bukhari lebih shahih dari Shahih Muslim.

As-Sunnah; Definisi & Pembagiannya.



As-Sunah; Definisi & Pembagiannya

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله الذي أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله وكفى بالله شهيدًا، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له إقرارًا به وتوحيدًا، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه وسلم تسليمًا مزيدًا، أما بعد..

Definisi As-Sunnah.

As-Sunnah apabila ditinjau dari segi bahasa, ia adalah:

الطريقة والسيرة حميدةً كانت أو ذميمةً.

Perjalanan dan sejarah baik terpuji maupun tercela. [Al-Mishbah Al-Munir: 292].

Dan apabila ditinjau dari segi istilah ahli ushul dan ahli hadits, ia adalah:

ما صدر عن النبيِّ -صلى الله عليه وسلم- غير القرآن.

Apa-apa yang muncul dari nabi -shallallahu 'alaihi wasallam- selain Al-Qur'an. [Al-Faqih Wa Al-Mutafaqqih: 1/86 & Qawaid Al-Ushul: 38 & Syarh Al-Kaukab Al-Munir: 2/160]. 

وهذا يشمل: قولَه -صلى الله عليه وسلم-، وفعلَه، وتقريرَه، وكتابتَه، وإشارتَه، وهمَّه، وتركَه.

Definisi berdasarkan ahli ushul dan ahli hadits tersebut mencakup ucapan nabi -shallallahu 'alaihi wasallam-, perbuatan, penetapan, penulisan, isyarat, himmah (tujuan) dan meninggalkannya. [Ma'alim Ushul Al-Fiqh: 118].

زاد البعض سنة الخلفاء الراشدين لقوله -صلى الله عليه وسلم- : «فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين؛ المهديين عضوا عليها بالنواجذ».

Dan sebagian ulama ada yang menambahkan sunnah Khulafa Rasyidin berdasarkan sabda nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Hendaknya kalian senantiasa berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah Khulafa Rasyidin yang berpetunjuk, gigitlah erat dengan gigi geraham kalian". [HR: At-Tirmidzi: 2676 & Ibnu Majah: 42. At-Tirmidzi berkata: ini adalah hadits shahih].

Selasa, 16 Agustus 2016

013. Mabahits Haditsiyah.



PERTEMUAN : KE-TIGA BELAS
SYARH AL-MANZHUMAH AL-BAIQUNIYYAH
IBNU ‘UTSAIMIN RAHIMAHULLAH
____________

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"MABAHITS HADITSIYAH"

* الَمبْحَثُ الْأَوَّلُ:

*Pembahasan Pertama.

Dhabth Kitab.



DHABTH KITAB

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله الذي أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله وكفى بالله شهيدًا، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له إقرارًا به وتوحيدًا، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه وسلم تسليمًا مزيدًا، أما بعد..

2). Fase Hifzh Al-Kitab (Penjagaan Dengan Penulisan)

Selasa, 09 Agustus 2016

012. Talkhish Hadits Shahih.



KESIMPULAN SEPUTAR HADITS SHAHIH

بسم الله الرحمن الرحيم

Sebagaimana telah diisyaratkan pada pertemuan ke-enam sebelumnya, Imam Al-Baiquniy rahimahullahu dalam Nazham Al-Baiquniyyah ini, beliau menyampaikan bahwa Ilmu Hadits itu terbagi menjadi beberapa bagian. Dan yang beliau sampaikan dalam nazham ini hanyalah sebagian saja, tidak semua dari bagian tersebut. Yang beliau sampaikan dalam nazham ini berjumlah sekitar tiga puluh dua (32) bagian. Masing-masing bagian tersebut akan beliau datangkan dan akan beliau uraikan satu demi satu bersama dengan masing-masing definisinya, yang dengan definisi tersebut akan saling membedakan antara satu bagian dengan bagian yang lain. 

Dhabth Shadr.



DHABTH SHADHR

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله الذي أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله وكفى بالله شهيدا، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له إقرارا به وتوحيدا، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه وسلم تسليما مزيدا، أما بعد..

Penjagaan terhadap sunnah-sunnah nabi shallallahu 'alaihi wasallam, demikian juga atsar-atsar para shahabat dan tabi'in radhiallahu 'anhum ajma'in, masyhur di kalangan ahli hadits mengalami dua fase; fase pertama adalah fase penjagaan dengan cara dihafal (الصدر حفظ), dan fase kedua adalah fase penjagaan dengan penulisan (الكتاب حفظ).

Rabu, 03 Agustus 2016

011. Perawi Yang Dhabith.



PERTEMUAN : KE-SEBELAS
SYARH AL-MANZHUMAH AL-BAIQUNIYYAH
IBNU ‘UTSAIMIN RAHIMAHULLAH
____________

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"PERAWI YANG DHABITH"

وَقَوْلُهُ: "ضَابِطٌ".

Dan perkataan Imam Al-Baiquniy rahimahullahu: "perawi yang dhabith".

هُوَ الَّذِيْ يَحْفَظُ مَا رَوَى تَحَمُّلاً وَأَدَاءً.

Ia adalah perawi yang hafal terhadap apa yang ia riwayatkan tatkala mengambil dan menyampaikan.

مِثْلُ: أَنْ يَكُوْنَ نَبِيْهاً يَقَظاً عِنْدَ تَحْدِيْثِ الشَّيْخِ لِلْحَدِيْثِ، فَلَا تَكَادُ تَخْرُجُ كَلِمَةٌ مِنْ فَمِ الشَّيْخِ إِلَّا وَقَد ضَبَطَهَا وَحَفِظَهَا وَهَذَا هُوَ التَّحَمُّلُ.

Seperti: ia seorang yang cerdik lagi terjaga tatkala syaikh-nya menyampaikan hadits, hampir-hampir tidaklah keluar satu katapun dari mulut syaikh melainkan ia telah menguasai dan menghafalnya, inilah yang dinamakan dengan istilah "tahammul".  

Tashih & Tadl'if Hadits.




TASHIH & TADl'IF HADITS.

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله الذي أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله وكفى بالله شهيدا، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له إقرارا به وتوحيدا، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه وسلم تسليما مزيدا، أما بعد..

Masalah tashih (men-shahih-kan) dan tadl'if (me-lemah-kan) suatu hadits adalah masalah yang besar, tidak semua bisa berbicara mengenai masalah ini. Hanya ahlul ilmi-lah yang mampu berbicara mengenai masalah ini, mereka yang berkompeten yang telah menghabiskan waktu dan umurnya untuk hadits dan atsar. Sehingga mereka memiliki penguasaan yang sempurna, kekhususan dan pengetahuan yang mendalam mengenai berbagai sunnah, atsar dan sirah serta perjalanan baginda nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang mencakup segala ucapan, perbuatan dan sifat-sifat beliau shallallahu 'alaihi wasallam.    
Mubaarok Al-Atsary. Diberdayakan oleh Blogger.