PERTEMUAN : KE-DUA
PULUH EMPAT
BUKU :
MUSTHALAH AL-HADITS
PENGARANG :
IBNU 'UTSAIMIN RAHIMAHULLAH
__________
بِسْمِ اللهِ الرَّحمَنِ الرَّحِيْمِ
"HADITS MAUDHU'"
Ikhwah fillah…
Hadits Maudhu' atau Hadits Palsu
adalah hadits yang sering kali tersebar dan beredar di tengah kaum muslimin.
Dan yang lebih menyedihkan lagi, tak jarang bilamana kaum muslimin mendengar
menghafal serta menyebarkan hadits-hadits maudhu' tersebut dalam keadaan mereka
tidak mengetahuinya. Yang lebih menyayat lagi, tak kurang dari ustadz-ustadz
dan kiyai-kiyai kondang-pun menjadi orang yang paling berperan dalam
menyampaikan dan menyebarkan hadits-hadits tersebut. Semoga Allah memperbaiki
keadaan islam dan kaum muslimin.
Maka disinilah letak pentingnya kita
untuk mempelajari dan mengenal kaidah-kaidah dalam ilmu hadits, yang dengannya
kita akan mendapatkan tambahan wawasan dan pengetahuan serta pengenalan yang
lebih, terhadap berbagai hadits. Yang paling tidak, akan sedikit membedakan
kita dibanding mereka-mereka yang enggan mempelajarinya.
Terlebih di era yang penuh dengan
kemudahan ini, yang semua telah dimudahkan. Sebagai contoh, penulis yang jauh
di negeri orang, namun tetap bisa bertatap muka dengan para pembaca setiap saat
yang diinginkan. Maka menjadi suatu keniscayaan, seorang mukmin hendaknya
benar-benar mensyukuri nikmat yang agung dan besar ini.
Di antara bentuk mensyukuri nikmat
tersebut adalah dengan bersungguh-sungguh memanfaatkannya kepada apa-apa yang
Allah ridha dan Allah cinta. Diantaranya dengan memanfaatkan fasilitas ini
untuk menuntut ilmu dan bersilaturrahmi serta merekatkan ukhuwah dan
persaudaraan sesama muslim. Untuk saling tanashuh dan saling meningkatkan
kebaikan dan saling melengkapi kekurangan antara satu dan yang lainnya. Bukan
untuk saling mencacati dan bukan pula untuk saling mencari kekurangan
masing-masing. Tetapi gunakanlah nikmat Allah yang besar ini kepada apa-apa
yang mengundang cinta dan ridha-Nya.
Saudara fillah…
Pada pertemuan kita yang ke-24 (dua
puluh empat) ini, insya Allah yang akan kita uraikan bersama adalah masail
seputar Al-Haditsul Maudhu' atau Hadits Palsu.
Berkata asy-syaikh
Ibnu 'Utsaimin rahimahullah :
المَوْضُوْعُ
أ_ تَعْرِيْفُهُ،
ب_ حُكْمُهُ، ج_ مَا يُعْرَفُ بِهِ الوَضْعُ، د_ طَائِفَةٌ مِنَ الأَحَادِيْثِ الْمَوْضُوْعَةِ
وَبَعْضُ الكُتُبِ المُؤَلَّفَةِ فِيْهَا، هـ_ طَائِفَةٌ مِنَ الوَضَّاعِيْنَ
HADITS MAUDHU'.
A). Definisi Hadits Maudhu'.
B). Hukum Hadits Maudhu'.
C). Beberapa Perkara Yang Dengannya, Hadits Maudhu' Bisa Terdeteksi.
D). Sejumlah Hadits Maudhu' Dan Sebagian Kitab Yang Disusun Berkaitan
Dengan Hal Tersebut.
E). Sejumlah Para Pembuat Hadits Maudhu'.
Dari 5 (lima) point di atas,
nampaknya cukup panjang apabila kita selesaikan dalam satu liqa (pertemuan).
Oleh karenanya, kemungkinan pada liqa (pertemuan) kita kali ini, yang akan kita
uraikan hanya sampai pada point (D). Adapun selebihnya, akan kita uraikan pada
pertemuan selanjutnya insya Allah. (Pent)
*****
A). Definisi Hadits Maudhu'.
أ_ المَوْضُوْعُ
الحَدِيْثُ الْمَكْذُوْبُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Hadits Maudhu' yaitu :
Hadits yang dinisbahkan kepada nabi shallallahu 'alaihi wasallam secara
dusta.
*****
B). Hukum Hadits Maudhu'.
ب_ حُكْمُهُ
وَهُوَ الْمَرْدُوْدُ، وَلَا يَجُوْزُ ذِكْرُهُ إِلَّا مَقْرُوْناً بِبَيَانِ
وَضْعِهِ؛ لِلتَّحْذِيْرِ مِنْهُ؛ لِقَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
"مَنْ حَدَّثَ عَنِّيْ بِحَدِيْثٍ يَرَى أَنَّهُ كَذَبَ فَهُوَ أَحَدُ الكَاذِبِيْنَ".
رواه مسلم
Hukum Hadits Maudhu' adalah :
Hadits yang TERTOLAK, dan tidak boleh menyebutkan hadits
maudhu' terkecuali beriringan dengan menjelaskan kepalsuannya; untuk
memperingati darinya; karena sabda nabi
shallallahu 'alaihi wasallam :
"مَنْ حَدَّثَ عَنِّيْ بِحَدِيْثٍ يَرَى أَنَّهُ
كَذَبَ فَهُوَ أَحَدُ الكَاذِبِيْنَ"
"Barang siapa yang menyampaikan
suatu hadits dariku dalam keadaan ia mengetahui bahwa hal tersebut adalah
dusta, maka sang penyampai termasuk dalam golongan para pendusta." (HR
Muslim)
*****
C). Beberapa Perkara Yang Dengannya, Hadits
Maudhu' Bisa Terdeteksi.
ج_ وَيُعْرَفُ الوَضْعُ بِأُمُوْرٍ مِنْهَا
Hadits Maudhu' dapat dideteksi
dengan beberapa perkara; diantaranya :
1_ إِقْرَارُ الوَاضِعِ بِهِ
1). Sang pembuat hadits palsu tersebut mengakui perbuatannya.
2_ مُخَالَفَةُ الحَدِيْثِ لِلْعَقْلِ، مِثْلُ: أَنْ يَتَضَمَّنَ جَمْعاً
بَيْنَ النَّقِيْضَيْنِ، أَوْ إِثْبَاتَ وُجُوْدِ مُسْتَحِيْلٍ، أَوْ نَفْيَ وُجُوْدِ
وَاجِبٍ وَنَحْوَهُ
2). Hadits Maudhu' tersebut menyelisihi akal. Seperti: mengandung
penggabungan dua sesuatu yang saling bertentangan; atau terkandung penetapan
adanya sesuatu yang mustahil; atau terkandung penafian terhadap adanya sesuatu
yang wajib; dan yang semisalnya.
3_ مُخَالَفَتُهُ لِلْمَعْلُوْمِ بِالضَّرُوْرَةِ مِنَ الدِّيْنِ، مِثْلُ:
أَنْ يَتَضَمَّنَ إِسْقَاطَ رُكْنٍ مِنْ أَرْكَانِ الْإِسْلَامِ، أَوْ تَحْلِيْلَ
الرِّبَا وَنَحْوِهِ، أَوْ تَحْدِيْدَ وَقْتِ قِيَامِ السَّاعَةِ، أَوْ جَوَازَ إِرْسَالِ
نَبِيٍّ بَعْدَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَنَحْوَ ذَلِكَ
3). Hadits Maudhu' tersebut menyelishi sesuatu yang diketahui dalam
agama secara dharurat. Seperti: terkandung padanya penghapusan terhadap rukun
dari rukun-rukun islam; atau menghalalkan riba dan yang semisalnya; atau
penentuan waktu jatuhnya hari kiamat; atau terkandung pembolehan adanya
pengutusan nabi setelah nabi shallallahu 'alaihi
wasallam; dan yang semisal hal tersebut.
*****
D). Sejumlah Hadits Maudhu' Dan Sebagian Kitab
Yang Disusun Berkaitan Dengan Hal Tersebut.
د_ وَالأَحَادِيْثُ الْمَوْضُوْعَةُ كَثِيْرَةٌ مِنْهَا
Dan hadits-hadits palsu sangat
banyak jumlahnya; diantaranya :
1_ أَحَادِيْثُ فِيْ زِيَارَةِ قَبْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ
1). Hadits-hadits berkaitan tentang ziarah kubur nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
2_ أَحَادِيْثُ فِيْ فَضَائِلِ شَهْرِ رَجَبَ وَمَزِيَّةِ الصَّلَاةِ فِيْهِ
2). Hadits-hadits berkaitan tentang keutamaan-keutamaan bulan Rajab
dan keistimewaan shalat didalamnya.
3_ أَحَادِيْثُ فِيْ حَيَاةِ الخَضِرِ - صَاحِبِ مُوْسَى عَلَيْهِ الصَّلَاةُ
وَالسَّلَامُ - وَأَنَّهُ جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
وَحَضَرَ دَفْنَهُ
3). Hadits-hadits berkaitan tentang hidupnya Khidir -shahabat nabi Musa
'alaihish shalatu was salam- dan bahwasannya ia datang kepada nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan
menghadiri hari pemakaman nabi shallallahu
'alaihi wasallam.
4_ أَحَادِيْثُ فِيْ أَبْوَابٍ مُخْتَلِفَةٍ نَذْكُرُ مِنْهَا مَا يَلِيْ
4). Hadits-hadits berkaitan tentang bab-bab yang beraneka ragam; kita
sebutkan diantaranya sebagaimana berikut :
"أَحِبُّوْا
الْعَرَبَ لِثَلَاثٍ: لِأَنِّيْ عَرَبِيٌّ، وَالْقُرْآنُ عَرَبِيٌّ، وَلِسَانُ أَهْلِ
الجَنَّةِ عَرَبِيُّ"
"Cintailah arab karena 3 (tiga) hal:
karena sesungguhnya aku adalah arab; dan Al-Qur'an adalah arab; dan lisan
penduduk syurga adalah arab."
"اخْتِلاَفُ
أُمَّتِيْ رَحْمَةٌ"
"Perselisihan umatku adalah
rahmah."
"اعْمَلْ لِدُنْيَاكَ
كَأَنَّكَ تَعِيْشُ أَبَداً، وَاعْمَلْ لِآخِرَتِكَ كَأَنَّكَ تَمُوْتُ غَداً"
"Bekerjalah untuk duniamu;
laksana engkau akan hidup untuk selamanya. Dan beramallah untuk akhiratmu;
laksana engkau akan wafat esok pagi."
"حُبُّ الدُّنْيَا
رَأْسُ كُلِّ خَطِيْئَةٍ"
"Cinta dunia adalah puncak
segala kesalahan."
"حُبُّ الوَطَنِ
مِنَ الْإِيْمَانِ"
"Cinta tanah air adalah
sebagian dari iman."
"خَيْرُ الْأَسْمَاءِ
مَا حُمِدَ وَعُبِدَ"
"Sebaik-baik nama adalah yang
dipuji dan disembah (yakni nama Allah)."
"نَهَى عَنْ
بَيْعٍ وَشَرْطٍ"
"Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam melarang dari jual beli dan syarat."
"يَوْمُ صَوْمِكُمْ
يَوْمُ نَحْرِكُمْ"
"Hari puasa kalian adalah hari
sembelihan kalian."
*****
Kitab-
kitab Yang Disusun Berkaitan Dengan Hadits-Hadits Maudhu'.
وَقَدْ أَلَّفَ كَثِيْرٌ مِنْ أَهْلِ الْحَدِيْثِ فِيْ بَيَانِ الْأَحَادِيْثِ
الْمَوْضُوْعَةِ؛ دِفَاعاً عَنِ السُّنَّةِ، وَتَحْذِيْراً لِلْأُمَّةِ مِثْلُ
Banyak dari kalangan pakar hadits
yang telah menyusun kitab guna menerangkan hadits-hadits maudhu'; sebagai
bentuk pembelaan terhadap sunnah, dan peringatan terhadap umat; seperti :
1_ "المَوْضُوْعَاتُ الكُبْرَى" لِلْإِمَامِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ
بْنِ الْجَوْزِيِّ المُتَوَفَّى سَنَةَ 597هـ، لَكِنَّهُ لَمْ يَسْتَوْعِبْهَا وَأَدْخَلَ
فِيْهَا مَا لَيْسَ مِنْهَا
1). "Al-Maudhu'at Al-Kubra". Karya imam 'Abdur Rahman Ibnu Jauzi rahimahullah,
wafat pada tahun 597 hijriyah. Akan tetapi beliau tidak menyempurnakan kitab
tersebut, dan memasukkan padanya yang bukan dalam kategori hadits-hadits
maudhu'.
2_ "الفَوَائِدُ المَجْمُوْعَةُ فِيْ الْأَحَادِيْثِ الْمَوْضُوْعَةِ"
لِلْإِمَامِ الشَّوْكَانِيِّ المُتَوَفىَّ سَنَةَ 1250هـ، وَفِيْهَا تَسَاهُلٌ بِإِدْخَالِ
مَا لَيْسَ بِمَوْضُوْعٍ
2). "Al-Fawaid Al-Majmu'ah Fil Ahaditsil Maudhu'ah". Karya imam Asy-Syaukani rahimahullah, wafat pada
tahun 1250 hijriyah. Dan beliau bermudah-mudah didalamnya, dengan memasukkan
yang bukan terkategorikan sebagai hadits maudhu'.
3_ "تَنْزِيْهُ الشَّرِيْعَةِ المَرْفُوْعَةِ عَنِ الْأَحَادِيْثِ
الشَّنِيْعَةِ المَوْضُوْعَةِ" لِابْنِ عِرَاقٍ المُتَوَفَّى سَنَةَ 963هـ وَهُوَ
مِنْ أَجْمَعِ مَا كُتِبَ فِيْهَا
3). "Tanzih Asy-Syari'ah Al-Marfu'ah 'Anil Ahadits Asy-Syani'ah
Al-Maudhu'ah". Karya Ibnu 'Iraq rahimahullah,
wafat pada tahun 963 hijriyah. Dan kitab ini adalah termasuk kitab yang paling mencakup
pada kitab-kitab yang tersusun berkaitan dengan ahadits maudhu'ah.
Wallahu
a'lam bish-shawab.
Ditulis
oleh :
Rabu, 16 - September - 2015 M