PERTEMUAN : KE-DUA PULUH LIMA
BUKU : MUSTHALAH AL-HADITS
PENGARANG : IBNU 'UTSAIMIN RAHIMAHULLAH
__________
بِسْمِ اللهِ الرَّحمَنِ الرَّحِيْمِ
"PARA PEMALSU HADITS"
E). Sejumlah Para Pembuat Hadits Maudhu'.
Berkata
asy-syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah
:
هـ_ وَالْوَضَّاعُوْنَ كَثِيْرُوْنَ وَمِنْ أَكَابِرِهِمُ المَشْهُوْرِيْنَ
Para pemalsu
hadits sangat banyak jumlahnya, di antara para pembesar-pembesarnya yang
masyhur adalah :
إِسْحَاقُ بْنُ نَجِيْحٍ الْمَلَطِيْ، وَمَأْمُوْنُ بْنُ أَحْمَدَ الْهَرَوِيْ،
وَمُحَمَّدُ بْنُ السَّائِبِ الْكَلْبِيْ، وَالْمُغِيْرَةُ بْنُ سَعِيْدٍ الْكُوْفِيْ،
وَمُقَاتِلُ بْنُ سُلَيْمَانَ، وَالْوَاقِدِيْ بْنُ أَبِيْ يَحْيَى
Ishaq
Ibnu Najih Al-Malathi (bisa juga
dibaca Al-Malthi _pent), Ma'mun Ibnu Ahmad
Al-Harawi, Muhammad Ibnu Sa'ib Al-Kalbi, Al-Mughirah Ibnu Sa'id Al-Kufi, Muqatil Ibnu Sulaiman, dan Al-Waqidi Ibnu Abi Yahya.
وَهُمْ أَصْنَافٌ فَمِنْهُمْ
Dan mereka ada
beberapa golongan; di antara mereka :
أَوَّلاً_ الزَّنَادِقَةُ الَّذِيْنَ يُرِيْدُوْنَ
إِفْسَادَ عَقِيْدَةِ الْمُسْلِمِيْنَ، وَتَشْوِيْهَ الْإِسْلَامِ، وَتَغْيِيْرَ أَحْكَامِهِ،
مِثْلُ: مُحَمَّدٍ بْنِ سَعِيْدٍ الْمَصْلُوْبِ الَّذِيْ قَتَلَهُ أَبُوْ جَعْفَرَ
الْمَنْصُوْرُ، وَضَعَ حَدِيْثاً عَنْ أَنَسٍ مَرْفُوْعاً: "أَنَا خَاتَمُ
النَّبِيِّيْنَ لَا نَبِيَّ بَعْدِيْ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللهُ"
Pertama.
Orang-orang
Zindiq yang ingin merusak keyakinan kaum muslimin, dan ingin memburukkan citra
Islam, dan merubah hukum-hukumnya, seperti: Muhammad
Ibnu Sa'id Al-Mashlub yang dibunuh oleh Abu
Jakfar Al-Manshur. Ia memalsukan hadits dari Anas Ibnu Malik radhiallahu 'anhu secara
marfu': "Saya adalah penutup para nabi, tidak ada nabi setelahku,
terkecuali apabila Allah berkehendak".
وَمِثْلُ عَبْدِ الْكَرِيْمِ بْنِ أَبِيْ العَوْجَاءِ، الَّذِيْ قَتَلَهُ
أَحَدُ الْأُمَرَاءِ الْعَبَّاسِيِّيْنَ فِيْ الْبَصْرَةِ، وَقَالَ حِيْنَ قُدِّمَ
لِلْقَتْلِ: لَقَدْ وَضَعْتُ فِيْكُمْ أَرْبَعَةَ آلَافِ حَدِيْثٍ، أُحَرِّمُ فِيْهَا
الْحَلَالَ، وَأُحَلِّلُ فِيْهَا الحَرَامَ
Dan juga
seperti Abdul Karim Ibnu Abil 'Auja,
yang dibunuh oleh salah seorang umara dari Bani 'Abbas di Bashrah. Dan tatkala
didatangkan untuk dibunuh, ia berkata: sesungguhnya aku telah memalsukan di
tengah-tengah kalian empat ribu hadits, aku haramkan yang halal dan aku
halalkan yang haram.
وَقَدْ قِيْلَ: إِنَّ الزَّنَادِقَةَ وَضَعُوْا عَلَى رَسُوْلِ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْبَعَةَ عَشَرَ أَلْفِ حَدِيْثٍ
Dan ada juga
yang mengatakan: sesungguhnya orang-orang Zindiq telah memalsukan hadits atas
nama rasul Allah shallallahu 'alaihi wasallam
sebanyak empat belas ribu hadits.
ثانياً_ المُتَزَلِّفُوْنَ إِلَى الْخُلَفَاءِ
وَالْأُمَرَاءِ؛ مِثْلُ: غِيَاثٍ بْنِ إِبْرَاهِيْمَ دَخَلَ عَلَى الْمَهْدِيْ، وَهُوَ
يَلْعَبُ بِالْحَمَامِ، فَقِيْلَ لَهُ: حَدِّثْ أَمِيْرَ الْمُؤْمِنِيْنَ! فَسَاقَ
سَنَداً وَضَعَ بِهِ حَدِيْثاً عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَنَّهُ قَالَ: "لَا سَبَقَ إِلَّا فِيْ خُفٍّ أَوْ نَصَلٍ أَوْ حَافِرٍ أَوْ
جَنَاحٍ". فَقَالَ الْمَهْدِيُّ: أَنَا حَمَلْتُهُ عَلَى ذَلِكَ! ثُمَّ تَرَكَ
الحَمَامَ، وَأَمَرَ بِذَبْحِهَا
Kedua.
Para pencari
muka/penjilat terhadap para khalifah dan para pemimpin/penguasa; seperti: Ghiyats Ibnu Ibrahim tatkala ia menemui Al-Mahdi, dalam keadaan Al-Mahdi sedang bermain merpati. Maka
diperintahkan kepada Giyats:
sampaikanlah suatu hadits untuk amirul mukminin!
Kemudian Ghiyatspun menyebutkan suatu sanad, dan
meletakkan hadits palsu pada sanad tersebut atas nama nabi shallallahu 'alaihi wasallam; bahwa nabi
bersabda :
"لَا سَبَقَ
إِلَّا فِيْ خُفٍّ أَوْ نَصَلٍ أَوْ حَافِرٍ أَوْ جَنَاحٍ"
"Tidak ada
perlombaan terkecuali pada unta, panah, kuda dan burung."
Maka berkatalah
Al-Mahdi: "akulah yang
menyebabkan ia (Ghiyats) melakukan
hal tersebut (yakni mendatangkan hadits palsu _pent)!”.
Kemudian Al-Mahdi meninggalkan merpatinya dan memerintahkan untuk menyembelih
merpati tersebut.
ثَالِثاً_ المُتَزَلِّفُوْنَ إِلَى العَامَّةِ بِذِكْرِ
الْغَرَائِبِ تَرْغِيْباً، أَوْ تَرْهِيْباً، أَوِ التِمَاساً لِمَالٍ، أَوْ جَاهٍ،
مِثْلُ: القَصَّاصِ الَّذِيْنَ يَتَكَلَّمُوْنَ فِيْ الْمَسَاجِدِ وَالْمَجْتَمَعَاتِ
بِمَا يُثِيْرُ الدَّهْشَةَ مِنْ غَرَائِبَ
Ketiga.
Para pencari
muka/penjilat terhadap khalayak (manusia) dengan menyebutkan berbagai
keanehan-keanehan, dalam rangka memotivasi atau mengintimidasi, atau mencari
harta atau kedudukan. Seperti: qashshash (tukang dongeng) yang berbicara di
masjid-masjid dan perkumpulan-perkumpulan dengan sesuatu yang memberi kesan
dahsyat (mengagumkan) berupa gharaib (keanehan-keanehan).
نُقِلَ عَنِ الإِمَامِ أَحْمَدِ
بْنِ حَنْبَل وَيَحْيَى بْنِ مَعِيْن، أَنَّهُمَا صَلَّيَا فِيْ مَسْجِدِ الرَّصَافَةِ،
فَقَامَ قَاصٌّ يَقُصُّ فَقَالَ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَل وَيَحْيَى بْنُ
مَعِيْن، ثُمَّ سَاقَ سَنَداً إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ
قَالَ: "مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ خَلَقَ اللهُ مِنْ كُلِّ كَلِمَةٍ
طَيْراً مِنْقَارُهُ مِنْ ذَهَبٍ وَرِيْشُهُ مِنْ مَرْجَان..."،
Dinukil dari imam Ahmad Ibni Hambal dan imam Yahya Ibni Ma'in Allahu yarhamuhuma, bahwa mereka berdua shalat di
masjid Rashafah. Kemudian berdirilah seorang tukang dongeng untuk berkisah; dan
ia berkata: "telah menceritakan kepadaku Ahmad Ibnu Hambal dan Yahya Ibnu Ma'in, kemudian ia menyebutkan sebuah sanad sampai
kepada nabi shallallahu
'alaihi wasallam; bahwa nabi bersabda :
"مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ خَلَقَ اللهُ مِنْ كُلِّ
كَلِمَةٍ طَيْراً مِنْقَارُهُ مِنْ ذَهَبٍ وَرِيْشُهُ مِنْ مَرْجَان..."،
"Barang siapa yang mengucapkan " لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ " maka
Allah akan menciptakan dari setiap kalimat tersebut seekor burung yang paruhnya
dari emas dan bulunya dari mutiara."
وَذَكَرَ قِصَّةً طَوِيْلَةً،
فَلَمَّا فَرَغَ مِنْ قَصَصِهِ، وَأَخَذَ الْعَطَيَاتِ، أَشَارَ إِلَيْهِ يَحْيَى
بِيَدِهِ، فَأَقْبَلَ مُتَوَهِّماً لِنَوَالٍ
Kemudian
tukang dongeng tersebut menyebutkan kisah yang cukup panjang. Tatkala selesai
dari berkisah dan mengambil pemberian, imam
Yahya Ibnu Ma'in rahimahullah
memberikan isyarat dengan tangan kepadanya (yakni memanggilnya). Kemudian iapun
menghadap kepada imam Yahya Ibnu Ma'in
rahimahullah, dengan sangkaan ia akan mendapat pemberian.
فَقَالَ لَهُ يَحْيَى: مَنْ
حَدَّثَكَ بِهَذَا الْحَدِيْثِ؟ قَالَ: أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَل وَيَحْيَى بْنُ مَعِيْن!
فَقَالَ: أَنَا يَحْيَى بْنُ مَعِيْن وَهَذَا أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَل، مَا سَمِعْنَا
بِهَذَا قَطْ فِيْ حَدِيْثِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيِهِ وَسَلَّمَ!
Maka
imam Yahya Ibnu Ma'in rahimahullah-pun
bertanya kepadanya: "siapa yang menyampaikan kepadamu tentang hadits
ini?".
Si
tukang dongeng menjawab: "Ahmad Ibnu Hambal
dan Yahya Ibnu Ma'in!".
Berkata
imam Yahya Ibnu Ma'in rahimahullah:
"saya adalah Yahya Ibnu Ma'in
dan ini adalah Ahmad Ibnu Hambal.
Kami sama sekali tidak pernah mendengar tentang ini dari hadits rasul Allah shallallahu 'alaihi wasallam!".
فَقَالَ القَاصُّ: لَمْ أَزَلْ
أَسْمَعُ أَنَّ يَحْيَى بْنَ مَعِيْن أَحْمَقُ، مَا تَحَقَّقْتُ هَذَا إِلَّا هَذِهِ
السَّاعَةُ، كَأَنْ لَيْسَ فِيْهَا يَحْيَى بْنُ مَعِيْن وَأَحْمَدُ بْنُ حَنْبَل
غَيْرَكُمَا! لَقَدْ كَتَبْتُ عَنْ سَبْعَةَ عَشَرَ أَحْمَدِ بْنِ حَنْبَل وَيَحْيَى
بْنِ مَعِيْن
Maka
si tukang dongeng-pun menjawab: "aku selalu mendengar bahwa Yahya Ibna Ma'in adalah seorang yang bodoh,
dan hal tersebut tidak terbukti terkecuali saat ini. Seakan-akan tidak ada Yahya Ibnu Ma'in dan Ahmad Ibnu Hambal selain kalian berdua!
Sungguh aku telah mencatat dari tujuh belas Ahmad
Ibna Hambal dan Yahya Ibna Ma'in."
فَوَضَعَ أَحْمَدُ كُمَّهُ
عَلَى وَجْهِهِ وَقَالَ: دَعْهُ يَقُوْمُ! فَقَامَ كَالْمُسْتَهْزِئِ بِهِمِا
Maka imam Ahmad Ibnu Hambal rahimahullah meletakkan
lengan bajunya ke wajah beliau, dan berkata: "biarkan ia pergi!".
Maka iapun pergi seakan-akan mengolok-olok keduanya.
رَابِعاً_ المُتَحَمِّسُوْنَ لِلدِّيْنِ يَضَعُوْنَ
أَحَادِيْثَ فِيْ فَضَائِلِ الْإِسْلَامِ، وَمَا يَتَّصِلُ فِيْهِ، وَفِيْ الزُّهْدِ
فِيْ الدُّنْيَا، وَنَحْوِ ذَلِكَ. لِقَصْدِ إِقْبَالِ النَّاسِ عَلَى الدِّيْنِ وَزُهْدِهِمْ
فِيْ الدُّنْيَا، مِثْلُ: أَبِيْ عِصْمَةَ نُوْحٍ بْنِ أَبِيْ مَرْيَمَ قَاضِي مَرْوِ،
وَضَعَ حَدِيْثاً فِيْ فَضَائِلِ سُوَرِ القُرْآنِ سُوْرَةً سُوْرَةً وَقَالَ: إِنِّيْ
رَأَيْتُ النَّاسَ أَعْرَضُوْا عَنِ الْقُرْآنِ، وَاشْتَغَلُوْا بِفِقْهِ أَبِيْ حَنِيْفَةَ
وَمَغَازْي ابِنِ إِسْحَاقَ، يَعْنِيْ فَوَضَعَ ذَلِكَ
Keempat.
Orang-orang
yang memiliki ghirah (kecemburuan/semangat) terhadap agama. Mereka membuat
hadits-hadits palsu berkaitan tentang keutamaan-keutamaan islam. Dan apa-apa
yang berhubungan tentang islam. Dan tentang kezuhudan terhadap dunia. Dan yang
semisal itu. Dengan tujuan agar manusia menuju kepada agama dan zuhud terhadap
dunia.
Seperti yang
dilakukan oleh Abu 'Ishmah
(ada juga yang mengatakan Abu 'Ashamah
_pent) Nuh Ibnu
Abi Maryam seorang qadhi wilayah Marwi.
Ia membuat
hadits palsu tentang keutamaan-keutamaan surat-surat Al-Qur'an, surat demi
surat. Dan berkata: "sesungguhnya aku melihat manusia telah berpaling dari
Al-Qur'an dan tersibukkan dengan "Fiqh" karya Abu Hanifah dan "Maghazi" karya Ibnu Ishaq". Yakni, karena sebab itulah
ia membuat hadits-hadits palsu.
خَامِساً_ المُتَعَصِّبُوْنَ لِمَذْهَبٍ، أَوْ طَرِيْقَةٍ، أَوْ بَلَدٍ، أَوْ مَتْبُوْعٍ،
أَوْ قَبِيْلَةٍ: يَضَعُوْنَ أَحَادِيْثَ فِيْ فَضَائِلِ مَا تَعَصَّبُوْا لَهُ، وَالثَّنَاءِ
عَلَيْهِ، مِثْلُ: مَيْسَرَةِ بْنِ عَبْدِ رَبِّهِ الَّذِيْ أَقَرَّ أَنَّهُ وَضَعَ
عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَبْعِيْنَ حَدِيْثاً فِيْ فَضَائِلِ
عَلِيِّ بْنِ أَبِيْ طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
Kelima.
Para
fanatikus terhadap suatu madzhab, atau metode, atau negara, atau panutan, atau
suku. Mereka membuat hadits-hadits palsu tentang keutamaan-keutamaan yang
mereka berfanatik terhadapnya. Dan tentang pujian kepada yang ia berfanatik
tersebut. Seperti apa yang dilakukan oleh Maisarah
Ibnu 'Abdi Rabbih yang mengaku telah membuat tujuh puluh hadits
palsu atas nama nabi shallallahu 'alaihi
wasallam tentang keutamaan-keutamaan 'Ali
Ibnu Abi Thalib radhiallahu 'anhu.
Wallahu a'lam bish-shawab.
Ditulis oleh :
Ahad, 06 - Dzul Hijjah - 1436 H / 20 - September - 2015 M
0 komentar:
Posting Komentar