DHABTH
KITAB
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد
لله الذي أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله وكفى بالله شهيدًا، وأشهد
أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له إقرارًا به وتوحيدًا، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله
صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه وسلم تسليمًا مزيدًا، أما
بعد..
2).
Fase Hifzh Al-Kitab (Penjagaan Dengan Penulisan)
Pada
pertemuan sebelumnya, disana telah dijelaskan bahwa sunnah-sunnah nabi
shallallahu 'alaihi wasallam dan atsa-atsar salaf shalih terjaga dengan dua
penjagaan; penjagaan dengan hafalan dan penjagaan dengan tulisan. Dan pada
pertemuan tersebut juga telah kita kaji bersama; bahwa penjagaan dengan
menggunakan hafalan adalah mayoritas keadaan para shahabat dan kibar tabi'in
radhiallahu 'anhum ajma'in.
Demikian
penjagaan menggunakan hafalan terus berlanjut hingga hampir berakhir masa
tabi'in, tepatnya pada masa imam Muhammad Ibnu Muslim Abu Bakr Az-Zuhri
rahimahullahu. Pada masa tersebut para ulama tersebar di berbagai negeri, dan
juga muncul berbagai bid'ah dan faham menyimpang dalam agama seperti khawarij,
rafidhah dan qadariyah. Karena alasan tersebut dan dikahwatirkan ilmu akan
hilang, maka dikumpulkanlah hadits-hadits nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan
atsar-atsar salaf radhiallahu 'anhum.
Berkata
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullahu:
حدث
في أواخر عصر التابعين تدوين الآثار وتبويب الأخبار لما انتشر العلماء في الأمصار وكثر
الابتداع من الخوارج والروافض ومنكرى الاقدار.
Pada
masa akhir generasi tabi'in terjadi peristiwa pembukuan hadits dan
pengklasifikasian khabar, dikarenakan tersebarnya para ulama di berbagai negeri
dan dikarenakan banyakanya terjadi bid'ah berupa bid'ah khawarij, rafidah dan
para pengingkar qadar. [Hadyu As-Sari Muqaddimah Fath Al-Bari: 8].
Orang
yang pertama kali memberikan perhatian untuk membukukan hadits-hadits nabi
shallallahu 'alaihi wasallam dan atsar para shahabat radhiallahu 'anhum adalah
imam Az-Zuhri rahimahullahu.
أول من اعتنى بجمع الحديث النبوي الشريف -بمعنى
تدوينه- محمد بن مسلم بن عبيد الله بن شهاب الزهري المدني رحمه الله تعالى.
Orang
yang pertama kali memberikan perhatian untuk mengumpulkan hadits nabi
shallallahu 'alaihi wasallam yang mulya -dengan makna membukukannya-
adalah Muhammad Ibnu Muslim Ibnu 'Ubaidaillah Ibnu Syihab Az-Zuhri Al-Madani
rahimahullahu Ta'ala. [Taisir Ulum Al-Hadits 'Amr 'Abdul Mun'im: 21].
Telah
diriwayatkan oleh Ibnu Sa'd dalam thabaqat-nya, dengan sanad yang sampai kepada
'Abdur Razzaq dari Ma'mar; bahwa Shalih Ibnu Kaisan yang merupakan tabi'in yang
sezaman sekaligus teman rihlah Az-Zuhri Allahu yarhamuhum, beliau menuturkan:
اجتمعت
أنا والزهري ونحن نطلب العلم، فقلنا: نكتب السنن، فكتبنا ما جاء عن النبي صلى الله
عليه وسلم، ثم قال الزهري: نكتب ما جاء عن أصحابه فإنه سنة، فقلت أنا: لا ليس بسنة
لا نكبته، فكتب ولم أكتب فأنجح وضيعت.
Aku
berkumpul bersama Az-Zuhri tatkala kami menuntut ilmu. Maka kami berkata: "kita
akan mencatat sunnah-sunnah", maka kamipun mencatat apa-apa yang
datang dari nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian Az-Zuhri berkata: "kita
akan mencatat apa-apa yang datang dari para shahabat, sesungguhnya itu adalah
sunnah". Maka aku menimpali: "tidak, itu bukan sunnah kita
tidak perlu mencatatnya". Namun Az-Zuhri tetap mencatatnya sementara
aku tidak mencatat, maka selamatlah Az-Zuhri dan terlantarlah aku. [Ath-Thabaqat
Al-Kubra Libni Sa'ad: 1/168].
Dan
tatkala khalifah 'Umar Ibnu 'Abdil 'Aziz khawatir dari hilangnya ilmu dan
wafatnya para ulama, maka beliau mengirimkan surat terhadap salah satu qhadinya
guna membukukan hadits. Sebagaimana telah disampaikan oleh Ibnu Sa'd dengan
sanadnya sampai kepada Yazid Ibnu Harun dari Yahya Ibnu Sa'id; bahwa Abdullah
Ibnu Dinar -rahimahumullahu- berkata:
كتب
عمر بن عبد العزيز إلى أبي بكر بن محمد بن عمرو بن حزم؛ أن انظر ما كان من حديث رسول
الله صلى الله عليه و سلم أو سنة ماضية أو حديث عَمرة بنت عبد الرحمن فاكتبه فإني قد
خفت دروس العلم وذهاب أهله.
Khalifah
'Umar Ibnu 'Abdil 'Aziz memerintahkan kepada Qadhi Abu Bakr Ibnu Muhammad Ibnu
'Amr Ibnu Hazm -Allahu yarhamuhuma-; lihatlah apa-apa yang merupakan hadits
rasul Allah shallallahu 'alaihi wasallam atau sunnah yang telah lampau atau
hadits 'Amrah Bintu 'Abdir Rahman -rahimahallahu-, maka tulislah! Sesungguhnya
aku khawatir akan perginya ilmu dan hilangnya ahli ilmu. [Ath-Thabaqat
Al-Kubra: 2/387].
Berkata
Al-Khalil Ibnu 'Abdillah Ibnu Ahmad Al-Khalili rahimahullahu:
إن
أبا بكر محمد بن مسلم بن عبيد الله بن شهاب الزهري حفظ علم هؤلاء كلهم، فكتب عمر بن
عبد العزيز إلى الآفاق: "عليكم بابن شهاب! فإنكم لا تجدون أحدًا أعلم بالسنة الماضية
منه ".
Sesungguhnya
Abu Bakr Muhammad Ibnu Muslim Ibnu 'Ubaidillah Ibnu Syihab Az-Zuhri rahimahullahu
telah menghafal ilmu mereka (para masyaikhnya) seluruhnya. Maka 'Umar Ibnu
'Abdil 'Aziz rahimahullahu memerintahkan kepada segenap penjuru negeri:
"hendaknya kalian senantiasa bermulazamah dengan Ibnu Syihab! Sesungguhnya
kalian tidak akan mendapati seorangpun yang lebih 'alim (berilmu) mengenai
sunnah yang telah lampau dari beliau. [Al-Irsyad Fi Ma'rifati 'Ulama Hadits:
1/189].
وهذا التدوين وقع على رأس المئة الأولى.
Dan
peristiwa pembukuan ini terjadi pada penghujung seratus tahun pertama. [Taisir
'Ulum Hadits 'Amr 'Abdul Mun'im: 22].
ثم أتى بعد الزهري في أثناء المئة الثانية من
جمع الحديث النبوي على الأبواب؛ كابن جريج وهشيم والإمام مالك ومعمر وابن المبارك
وغيرهم. واستمر بعد ذالك الجمع والتدوين على طرائق عدة؛ من جمع المسانيد والمصنفان
والصحاح والجوامع والمستخرجات،...
Kemudian
setelah Imam Az-Zuhri rahimahullahu tepatnya pada pertengahan kurun kedua,
datanglah para ulama yang mengumpulkan hadits nabawi berdasarkan klasifikasi; seperti
Ibnu Juraij (Abu Muhammad 'Abdul Malik Ibnu 'Abdul 'Aziz), Husyaim (Ibnu Basyir
Ibnu Al-Qasim As-Sulami Al-Washithi), imam Malik (Ibnu Anas Ibnu Malik Abu
'Abdillah imam Darul Hijrah), Ma'mar (Ibnu Rasyid Al-Azdi Abu 'Urwah
Al-Bashri), Abdullah Ibnu Mubarak dan selain mereka rahimahumullahu. Demikian
terus berlanjut pengumpulan dan pembukuan setelah itu dengan berbagai metode;
dengan bentuk mengumpulkan berbagai musnad, berbagai mushannaf, berbagai
hadits-hadits shahih, jawami' dan mustakhrajat,… [Taisir 'Ulum Hadits 'Amr
'Abdul Mun'im: 22].
Adapun
mengenai bagaimana sajakah bentuk-bentuk pengklasifikasian hadits dan atsar, alhamdulillah
hal ini telah kita pelajari bersama secara ringkas pada kitab Musthalah
Al-Hadits bagian kedua pertemuan ke Sembilan belas. Silahkan buka link berikut: METODE PENGKLASIFIKASIAN HADITS.
Mengenai
fase ini, telah diabadikan oleh imam As-Suyuthi rahimahullahu dalam
Alfiyah-nya:
41). أَوَّلُ جامِعِ الحديثِ والأَثَرْ * اِبْنُ شِهابٍ آمِرًا لَهُ عُمَرْ.
41). Awal yang
mengumpulkan hadits dan atsar * adalah Ibnu
Syihab atas perintah 'Umar.
42). وَأَوَّلُ الجَامِعِ لِلأَبْوَابِ *
جَمَاعَةٌ فِي العَصْرِ ذُو اقْتِرَابِ.
42). Dan awal yang
mengumpulkan berdasarkan pengklasifikasian *
adalah sekelompok ulama setelahnya yang berdekatan.
43). كَابْنِ جُرَيْجٍ وهُشَيْمٍ مَالِكِ *
وَمَعْمَرٍ وَوَلَدِ المُبَارَكِ.
43). Seperti Ibnu
Juraij, Husyaim, Malik * Ma'mar dan Ibnu
Al-Mubarak.
Wallahu a’lam bish shawab wa baarakallahu fikum.
Ditulis oleh :
Selasa -
13 - Dzul Qa'dah - 1437 H / 16 - 08 - 2016 M
0 komentar:
Posting Komentar