ADAB BAGI SEORANG PENYAMPAI ILMU
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Berkata Asy-Syaikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullahu :
مِنَ
الْآدَابِ الْمُخْتَصَّةِ بِالْمُعَلِّمِ:
1_ الحِرْصُ عَلَى نَشْرِ الْعِلْمِ
بِجَمِيْعِ الْوَسَائِلِ، وَأَنْ يُبْذِلَهُ لِمَنْ طَلَبَهُ بِطَلَاقَةِ وَانْشِرَاحِ
صَدْرٍ، مُغْتَبِطاً بِنِعْمَةِ اللهِ عَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَالنُّوْرِ، وَتَيْسِيْرُ
مَنْ يَرِثُ عِلْمَهُ عَنْهُ، وَلْيَحْذَرْ كُلَّ الْحَذْرِ مِنْ كِتْمَانِ الْعِلْمِ
فِيْ حَالٍ يَحْتَاجُ النَّاسُ فِيْهَا إِلَى بَيَانِهِ، أَوْ يَسْأَلُهُ عَنْهُ مُسْتَرْشِدٌ.
1_ Bersemangat
untuk menyebarkan ilmu dengan berbagai perantaranya, dan mencurahkannya dengan
wajah yang cerah dan dada yang lapang untuk siapa saja yang mencarinya. Menginginkan
ni'mat Allah tercurah kepada para pencarinya berupa ilmu dan cahaya. Dan memudahkan
siapa saja yang ingin mewarisi ilmu darinya. Dan berhati-hati dari
menyembunyikan ilmu di saat manusia sedang membutuhkan penjelasan atau di saat
manusia bertanya kepadanya meminta bimbingan.
فَفِيْ
الْحَدِيْثِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ:
"مَنْ سُئِلَ عَنْ عِلْمٍ عَلِمَهُ، ثُمَّ كَتَمَهُ، أُلْجِمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ". رَوَاهُ أَحْمَدُ وَأَبُوْ دَاوُدَ وَالتِّرْمِذْيُّ.
Dalam sebuah
hadits dari nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
beliau bersabda: "barang siapa ditanya tentang suatu ilmu yang ia ketahui,
kemudian ia menyembunyikannya, niscaya ia akan dikekang dengan tali kekang dari
api neraka kelak pada hari kiamat". (HR: Ahmad, Abu Dawud dan At-tirmidzi)
2_ الصَّبْرُ عَلَى أَذَى الْمُتَعَلِّمِيْنَ
وَسُوْءِ مُعَامَلَتِهِمْ لَهُ؛ لِيَنَالَ بِذَلِكَ أَجْرَ الصَّابِرِيْنَ، وَيُعَوِّدُهُمْ
عَلَى الصَّبْرِ وَاحْتِمَالِ الْأَذَى مِنَ النَّاسِ، لَكِنْ مَعَ مُلَاحَظَتِهِمْ
بِالتَّوْجِيْهِ وَالْإِرْشَادِ وَالتَّنْبِيْهِ بِحِكْمَةٍ عَلَى مَا أَسَاؤُوْا بِهِ؛
لِئَلَّا تَضِيْعَ هَيْبَتُهُ مِنْ نُفُوْسِهِمْ، فَيَضِيْعَ مَجْهُوْدُهُ فِيْ تَعْلِيْمِهِمْ.
2_
Bersabar terhadap gangguan dari para pencari ilmu dan dari tidak baiknya
pergaulan mereka terhadapnya; agar ia mendapatkan pahala orang-orang yang
bersabar. Dan membiasakan mereka untuk bersabar dan memikul beban (gangguan) dari
manusia. Akan tetapi dengan tetap mengawasi mereka dengan memberikan arahan dan
bimbingan dan peringatan dengan hikmah terhadap apa-apa yang mereka berbuat
tidak baik dengannya, agar tidak hilang wibawanya dari jiwa-jiwa mereka, sehingga
sia-sia kesungguhannya dalam mengajar mereka.
3_ أَنْ يُمَثِّلَ أَمَامَ الطَّلَبَةِ
بِمَا يَنْبَغِيْ أَنْ يَكُوْنَ عَلَيْهِ مِنْ دِيْنٍ وَخُلُقٍ، فَإِنَّ الْمُعَلِّمَ
أَكْبَرُ قُدْوَةً لِتِلْمِيْذِهِ، وَهُوَ الْمِرْآةُ الَّتِيْ يَنْعَكِسُ عَلَيْهَا
دِيْنُ الْمُعَلِّمِ وَأَخْلَاقِهِ.
3_ Memberikan
contoh di depan para pelajar dengan sesuatu yang hendaknya mengandung pesan
agama dan akhlaq. Karena sesungguhnya seorang pengajar adalah qudwah terbesar
bagi muridnya. Dan ia adalah cermin yang melambangkan agama dan akhlaq seorang
penyampai ilmu.
4_ أَنْ يَسْلُكَ أَقْرَبَ الطُّرُقِ
فِيْ إِيْصَالِ الْعِلْمِ إِلَى تَلَامِيْذِهِ، وَمَنَعَ مَا يَحُوْلُ دُوْنَ ذَلِكَ،
فَيَعْتَنِّي بِبَيَانِ الْعِبَارَةِ وَإِيْضَاحِ الدَّلَالَةِ، وَغَرَسَ الْمَحَبَّةَ
فِيْ قُلُوْبِهِمْ؛ لِيَتَمَكَّنَ مِنْ قِيَادَتِهِمْ، وَإِصْغَائِهِمْ لِكَلَامِهِ،
وَاسِتِجَابَتِهِمْ لِتَوْجِيْهِهِ.
4_ Hendaknya
menempuh metode termudah dalam menyampaikan ilmu terhadap para muridnya. Dan
menahan sesuatu yang memberatkan selain hal tersebut. Maka seorang penyampai
ilmu hendaknya memilik perhatian dengan menjelaskan ibarat-ibarat dan menjelaskan
pendalilan. Dan menanamkan kecintaan pada hati mereka; agar mampu mengendalikan
mereka dan menjadikan mereka mendengarkan ucapannya dan menerima arahannya.
Wallahu
a'lam bish-shawab. Wa baarakallahu fikum.
Akhukum fillah :
Abu Muhammad Mubaarok Al-Atsary
Sabtu, 25 -
Jumadal Ula - 1437 H / 05 - 03 - 2016 M
0 komentar:
Posting Komentar