ADAB SEORANG 'ALIM DAN PENUNTUT ILMU
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Berkata Asy-Syaikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullahu :
آدَابُ الْعَالِمِ وَالمُتَعَلِّمِ
Adab seorang
'alim dan penuntut ilmu.
فَائِدَةُ الْعِلْمِ وَثَمَرَتُهُ: الْعَمَلُ بِمَا عَلِمَ، فَمَنْ لَمْ
يَعْمَلْ بِمَا عَلِمَ كَانَ عِلْمُهُ وَبَالاً عَلَيْهِ، وُحُجَّةً عَلَيْهِ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ، كَمَا قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "وَالْقُرْآنُ
حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ".
Faidah dan buah
dari ilmu adalah mengamalkan apa yang ia ketahui. Maka barang siapa yang tidak
mengamalkan apa yang ia ketahui, ilmunya adalah bencana terhadapnya dan hujjah
yang menghantamnya kelak pada hari kiamat. Sebagaimana disabdakan oleh nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Al-Qur'an
adalah hujjah untukmu atau terhadapmu.".
وَلِكُلٍّ مِنَ الْعَالِمِ وَالْمُتَعَلِّمِ آدَابٌ يَنْبَغِيْ مُرَاعَاتِهَا،
مِنْهَا مَا هُوَ مُشْتَرِكٌ بَيْنَهُمَا، وَمِنْهَا مَا هُوَ مُخْتَصٌّ بِأَحَدِهِمَا.
Dan
masing-masing dari seorang 'alim ataupun seorang pelajar memiliki adab-adab yang
hendaknya diperhatikan. Dan di antara adab-adab tersebut ada yang berserikat
antara keduanya. Dan ada juga yang bersendirian hanya untuk salah satu dari
keduanya.
فَمِنَ الْآدَابِ الْمُشْتَرِكَةِ:
Di antara
adab-adab yang berserikat (antara seorang 'alim dan seorang pelajar _pent) adalah:
1_ إِخْلَاصُ النِّيَّةِ لِلَّهِ؛ بِأَنْ يَنْوِيَ بِتَعَلُّمِهِ وَتَعْلِيْمِهِ
التَّقَرُّبَ إِلَى اللهِ، بِحِفْظِ شَرِيْعَتِهِ، وَنَشْرِهَا، وَرَفْعَ الْجَهْلِ
عَنْهُ وَعَنِ الْأُمَّةِ، فَمَنْ نَوَى بِتَعَلُّمِهِ العِلْمَ الشَّرْعِيَ شَيْئاً
مِنَ الدُّنْيَا؛ فَقَدَ عَرَّضَ نَفْسَهُ لِلْعُقُوْبَةِ، فَفِيْ الْحَدِيْثِ عَنِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ:
1_ Mengikhlashkan
niat hanya karena Allah. Dengan meniatkan belajar dan mengajar-nya untuk
bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah, dengan menjaga syari'atnya, dan
menyebarkannya, dan untuk menghilangkan kebodohan darinya dan dari umat. Maka
barang siapa yang meniatkan dengan belajarnya terhadap ilmu syar'i untuk
sesuatu dari dunia; sungguh ia telah memperhadapkan dirinya terhadap dosa.
Sebagaimana dalam suatu hadits dari nabi
shallallahu 'alihi wasallama, beliau bersabda:
"مَنْ تَعَلَّمَ
عِلْماً مِمَّا يَبْتَغِى بِهِ وَجْهَ اللهِ، لَا يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيْبَ
بِهِ عَرَضاً مِنَ الدُّنْيَا؛ لَمْ يَجِدْ عَرُفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ":
يَعْنِيْ رِيْحَهَا. رَوَاهُ أَحْمَدُ وَأَبُوْ دَاوُدَ وَابْنُ مَاجَه.
"Barang
siapa mempelajari ilmu yang semestinya untuk berharap wajah Allah, (namun) ia
tidak mempelajarinya melainkan agar mendapatkan hiasan dunia; niscaya ia tidak
akan mencium harumnya syurga pada hari kiamat." Yakni: angin syurga. (HR:
Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah)
وَرُوِيَ أَنَّهُ قَالَ: "مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ؛ لِيُجَارِيَ بِهِ
الْعُلَمَاءَ، أَوْ لِيُمَارِيَ بِهِ السُّفَهَاءَ، أَوْ يُصْرِفَ بِهِ وُجُوْهَ
النَّاسِ إِلَيْهِ؛ أَدْخَلَهُ اللهُ النَّارَ". رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ.
Dan juga
diriwayatkan dari nabi shallallahu 'alaihi
wasallam, beliau bersabda:
"مَنْ طَلَبَ
الْعِلْمَ؛ لِيُجَارِيَ بِهِ الْعُلَمَاءَ، أَوْ لِيُمَارِيَ بِهِ السُّفَهَاءَ، أَوْ
يُصْرِفَ بِهِ وُجُوْهَ النَّاسِ إِلَيْهِ؛ أَدْخَلَهُ اللهُ النَّارَ"
"Barang siapa
mencari ilmu untuk mendebat para ulama, atau untuk mengolok-olok orang-orang
safih (bodoh), atau untuk mengalihkan pandangan manusia terhadapnya, niscaya
Allah akan memasukkannya ke dalam neraka." (HR: At-Tirmidzi)
2_ الْعَمَلُ بِمَا عَلِمَ؛ فَمَنْ عَمِلَ بِمَا عَلِمَ، وَرَثَهُ اللهُ
عِلْمَ مَا لَمْ يَعْلَمْ، قَالَ اللهُ تَعَالَى:
2_ Mengamalkan
sesuatu yang ia ketahui; barang siapa mengamalkan sesuatu yang ia ketahui,
niscaya Allah akan wariskan ilmu yang tidak ia ketahui. Allah Ta'ala
menjelaskan:
(وَالَّذِينَ
اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدىً وَآتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ) (محمد: 17)
"Dan
orang-orang yang mendapat petunjuk, niscaya Allah akan tambahkan petunjuk
kepada mereka, dan Allah akan berikan ketaqwaan kepada mereka." (QS:
Muhammad: 17)
وَمَنْ تَرَكَ الْعَمَلَ بِمَا عَلِمَ؛ أَوْشَكَ أَنْ يُسْلِبَهُ اللهُ
مَا عَلِمَ، قَالَ اللهُ تَعَالَى:
Dan barang
siapa yang meninggalkan beramal terhadap apa yang ia ketahui; dikhawatirkan
Allah akan mencabut ilmunya. Sebagaimna telah Allah jelaskan:
(فَبِمَا
نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ لَعَنَّاهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَاسِيَةً
يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَنَسُوا حَظّاً مِمَّا ذُكِّرُوا بِهِ
)(المائدة: الآية: 13)
"Oleh
karena disebabkan mereka membatalkan janji-janji mereka, maka kami melaknat
mereka dan menjadikan hati mereka keras membatu. Mereka memalingkan kalam Allah
dari tempat-tempatnya dan mereka melupakan sebagian pesan yang telah
diperingatkan kepada mereka mengenai hal tersebut." (QS: Al-Maidah: 13)
3_ التَّخَلُّقُ بِالْأَخْلَاقِ الفَاضِلَةِ مِنَ الْوَقَارِ وَحُسْنِ
السَّمْتِ وَلَيِّنِ الْجَانِبِ، وَبَذْلِ الْمَعْرُوْفِ وَاحْتِمَالِ الأَذَى، وَغَيْرِ
ذَلِكَ مِنَ الْأَخْلَاقِ الَّتِي يُحْمَدُ عَلَيْهَا شَرْعاً، أَوْ عُرْفاً سَلِيْماً.
3_ Berhias
dengan akhlak yang mulya berupa ketenangan, rendah diri, ramah tamah,
mencurahkan kebaikan dan bersabar terhadap gangguan, dan lain sebagainya berupa
akhlak-akhlak yang terpuji baik menurut syariat maupun menurut kebiasaan yang
selamat.
4_ اجْتِنَابُ الْأَخْلَاقِ السَّافِلَةِ مِنَ الْفُحْشِ وَالسَّبِّ وَالْأَذَى
وَالْغِلْظَةِ وَالخِفَّةِ الْمَذْمُوْمَةِ فِي المَنْطِقِ وَالْهَيْئَةِ، وَغَيْرِ
ذَلِكَ مِمَّا يُذَمُّ عَلَيْهِ شَرْعاً، أَوْ عُرْفاً سَلِيْماً.
4_ Menjauhi
akhlak yang rendah berupa perbuatan keji, mencaci maki, membuat gangguan,
bersikap keras, bermudah-mudah yang tercela dalam ucapan dan penampilan, dan
lain sebagainya berupa perkara-perkara yang tercela menurut syariat maupun
menurut kebiasaan yang selamat.
Wallahu
a'lam bish-shawab. Wa baarakallahu fikum.
Akhukum fillah :
Abu Muhammad Mubaarok Al-Atsary
Sabtu, 25 - Jumadal Ula - 1437 H / 05 - 03 - 2016 M
0 komentar:
Posting Komentar