Peran Akhlak Dalam Menyampaikan Ilmu
بسم الله الرحمن الرحيم
Akhlak
yang baik adalah merupakan suatu hiasan bagi seorang muslim, terlebih apabila
ia adalah seorang pencari atau penyampai ilmu. Seorang yang menyampaikan sunnah
dan kebaikan kepada masyarakat, tentunya sangat dituntut untuk melatih dirinya
menjaga lisan dan perbuatannya. Dan sesungguhnya di antara sebab yang membuat
manusia cinta terhadap sunnah, bukanlah karena lamanya seseorang belajar di
negeri arab, atau dikarenakan ribuan kitab yang telah kita khatamkan, atau
hafalan kita yang sangat banyak, tidak!. Akan tetapi manusia melihat dan
menilai dari apa yang terucap dan apa yang kita lakukan.
Maka
menjaga akhlak adalah sesuatu yang sangat penting dan sangat perlu untuk
benar-benar diperhatikan.
Berikut
ini terdapat sebuah nashihat yang sangat indah mengenai betapa pentingnya arti
sebuah akhlak yang baik, dari Fadhilah
Asy-Syaikh Sa'id Ibnu 'Ali Ibnu Wahf Al-Qahthani rahimahullahu, bagi seorang
muslim secara umum dan bagi para penyandang ilmu baik pencari maupun
penyampainya secara khusus… Semoga bermanfaat untuk kita bersama.
Berkata
Asy-Syaikh rahimahullah :
الخلق
الحسن من أعظم الأساليب التي تجذب الناس إلى الإسلام، والهداية، والاستقامة؛ ولهذا
من تتبَّع سيرة المصطفى - صلى الله عليه وسلم - وجد أنه كان يلازم الخلق الحسن في
سائر أحواله وخاصة في دعوته إلى اللَّه تعالى، فأقبل الناس ودخلوا في دين اللَّه
أفواجاً بفضل اللَّه تعالى ثم بفضل حسن خلقه - صلى الله عليه وسلم -، فكم دخل في
الإسلام بسبب خلقه العظيم.
Akhlak yang
baik merupakan sebaik-baik uslub yang menyebabkan manusia terpikat kepada
islam, hidayah dan istiqamah. Oleh karenanya, siapa saja yang meneliti
perjalanan nabiyullah al-musthafa shallallahu 'alaihi wasallam, niscaya ia akan
mendapati bahwa beliau shallallahu 'alaihi wasallam melazimi akhlak yang baik
pada setiap keadaannya, terlebih dalam dakwah beliau kepada Allah. Sehingga
manusiapun menoleh dan berduyun-duyun memeluk agama Allah dengan sebab fadhilah dari Allah, kemudian dengan sebab kebaikan akhlak beliau shallallahu 'alaihi wasallam.
Berapa banyak manusia yang telah memeluk islam dengan sebab akhlak beliau
shallallahu 'alaihi wasallam yang agung!.
فهذا
يُسلم ويقول: ((واللَّه ما كان على الأرض وجه أبغض إليَّ من وجهك فقد أصبح وجهك
أحبَّ الوجوه كلها إليَّ))
Lihatlah ini!
Ia memeluk islam dan berkata: "Demi Allah! Dahulu tidak ada satupun wajah
di muka bumi ini yang lebih aku benci selain wajahmu. Kini telah berubah,
wajahmu menjadi sebuah wajah yang paling aku cinta dari seluruh wajah,
bagiku."
وذاك
يقول: ((اللَّهم ارحمني ومحمداً ولا ترحم معنا أحداً))، تأثر بعفو النبي - صلى
الله عليه وسلم - ولم يتركه على تحجيره رحمة اللَّه التي وسعت كل شيء، بل قال له:
((لقد تحجَّرت واسعاً)).
Dan yang
lainnya lagi berkata: "Ya Allah! Kasihilah aku dan Muhammad, dan jangan
kasihi bersama kami seorangpun." Dampak (rasa bahagia) dari pemberian maaf
nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan beliau tidak membiarkannya membatasi
rahmat Allah yang melingkup segala sesuatu. Bahkan beliau menegurnya: "sungguh
engkau telah membatasi Yang Maha luas."
والآخر
يقول: ((فبأبي هو وأمي ما رأيت معلماً قبله ولا بعده أحسن تعليماً منه))
Dan yang
lainnya lagi berkata: "Sungguh bapak dan ibuku menjadi tebusannya! Aku
tidak pernah melihat seorang mu'allim (penyampai ilmu) sebelum dan setelah
beliau yang lebih baik pengajarannya melebihi beliau shallallahu 'alaihi
wasallam."
والرابع
يقول: ((يا قومي أسلموا فإن محمداً يعطي عطاءً لا يخشى
الفاقة))
Dan yang
keempat juga berkata: "Wahai kaumku! Berislamlah.. Sesungguhnya Muhammad
memberikan pemberian dalam keadaan ia tidak takut kefaqiran."
والخامس
يقول: ((واللَّه لقد أعطاني رسول اللَّه - صلى الله عليه وسلم - ما أعطاني وإنه
لأبغض الناس إليَّ، فما برح يعطيني حتى إنه لأحبّ الناس إليَّ))
Dan yang kelima
juga berkata: "Demi Allah! Sungguh Rasul Allah shallallahu 'alaihi
wasallam telah memberikan sesuatu yang diberikan kepadaku dalam keadaan ia
adalah manusia yang paling aku benci. Dan iapun terus menerus memberi kepadaku hingga
ia menjadi manusia yang paling aku cinta."
والسادس
يقول: بعد عفو النبي - صلى الله عليه وسلم - عنه: ((جئتكم من عند خير الناس))، ثم
يدعو قومه للإسلام فأسلم منهم خلق كثير، وهناك أمثلة كثيرة جداً.
Dan yang keenam
berkata -setelah dimaafkan oleh nabi shallallahu 'alaihi wasallam-: "Aku
datang kepada kalian dari sisi sebaik-baik manusia." Kemudian ia mengajak
kaumnya untuk memeluk islam. Maka berislamlah sejumlah besar dari mereka. Dan
disana masih terdapat contoh yang banyak sekali.
الخلق الحسن هو أمنية كل مسلم وكل داعية مخلص
خاصة؛ لأنه بذلك ينجو ويفوز وينجح في جميع أموره الخاصة والعامة؛ ولهذه الأهمية
كان - صلى الله عليه وسلم - يدعو ربه أن يهديه للخلق الحسن، فكان - صلى الله عليه
وسلم - يقول في استفتاحه لصلاة الليل: ((واهدني لأحسن الأخلاق، لا يهدي لأحسنها
إلا أنت .. ))، وكان يقول: ((اللَّهم كما أحسنت خلْقي فحسّن خُلُقي))
Ahklak yang baik adalah aspirasi bagi setiap muslim
(secara umum _pent) dan bagi setiap para da'i yang ikhlash secara
khusus, karena dengan hal tersebutlah seseorang akan meraih keselamatan,
kemenangan dan kemudahan pada seluruh urusannya yang bersifat pribadi maupun
umum. Dan karena betapa pentingnya hal ini, maka nabi shallallahu 'alaihi
wasallam senantiasa bermohon kepada Rabb-nya agar diberi anugerah akhlak yang
baik. Dan beliau shallallahu 'alaihi wasallam senantiasa berdo'a pada pembukaan
shalat malamnya:
((واهدني لأحسن الأخلاق، لا يهدي
لأحسنها إلا أنت ..))
"Anugerahkanlah kepadaku akhlak yang baik, tidak ada
yang menganugerahkan kebaikan hal tersebut melainkan hanya Engkau.."
Dan beliau juga senantiasa berdoa:
((اللَّهم
كما أحسنت خلْقي فحسّن خُلُقي))
"Ya Allah! Sebagaimana Engkau memperbagus
penciptaanku, maka perbaguslah akhlak-ku."
الخلق الحسن يحبّب المسلم إلى الناس جميعاً حتى
أعدائه، ويتمكن بذلك من إرضاء الناس على اختلاف طبقاتهم، وكل من جالسه أو خالطه
أحبه، وبهذا يسهل على الداعية إدراك مطالبه السامية بإذن اللَّه تعالى؛ لأن الدعاة
إلى اللَّه - عز وجل – لا يَسعَون الناس بأموالهم ولكن ببسط الوجه وحسن
الخلق.
Akhlak yang baik menjadi sebab seorang muslim dicinta
oleh seluruh manusia, hingga musuh-musuhnya. Ia memiliki pengaruh dengan hal
tersebut, diridhai manusia bersamaan dengan keanekaragaman tingkatan mereka.
Dan setiap yang duduk dan berbaur bersamanya menjadi cinta kepadanya. Dengan
akhlak yang baik, seorang da'i akan meraih keluhuran cita-citanya dengan idzin
Allah. Karena para da'i memikat manusia bukan dengan harta, akan tetapi dengan
melebarkan wajah dan akhlak yang baik.
من
لم يتخلّق بالخلق الحسن من المسلمين ينفِّر الناس من دعوته، ولا يستفيدون من علمه
وخبرته؛ لأن من طبائع الناس أنهم لا يقبلون ممن يستطيل عليهم أو يبدو منه
احتقارهم، واستصغارهم، ولو كان ما يقوله حقاً.
Barang siapa
tidak berhias dengan akhlak yang baik dari kaum muslimin, niscaya ia akan
menjadi penyebab manusia lari dari dakwahnya. Dan mereka tidak akan mengambil
faidah dari ilmu dan pengetahuannya. Karena sudah menjadi tabi'at manusia,
bahwa mereka tidak akan menerima dari orang yang menyombongkan diri kepada
mereka atau orang yang nampak merendahkan dan meremehkan mereka, walaupun apa
yang ia ucapkan adalah suatu kebenaran.
Allah subhanahu
wata'ala mengatakan kepada nabi-Nya shallallahu 'alaihi wasallam:
{فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ
اللَّهِ لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنفَضُّواْ مِنْ
حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأَمْرِ}.
"Maka
dikarenakan rahmat dari Allah-lah, engkau berlemah lembut terhadap mereka. Sekiranya
engkau bersikap kasar dan berkeras hati, niscaya mereka akan menjauhkan diri
dari sekitarmu. Maka maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam suatu perkara." (QS: Al-Imran: 159)
{وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ
اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ}.
"Dan
rendahkanlah dirimu terhadap siapa saja yang mengikutimu dari kalangan
orang-orang yang beriman." (QS: Asy-Syu'ara: 215)
Dan Allah
subhanahu wata'ala juga berfirman -dalam keadaan melimpahkan anugerah kepada
hamba-hambaNya-:
{لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ
مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ
رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ}.
"Sungguh,
telah datang kepada kalian seorang rasul dari kalangan kalian sendiri,
memberatkannya sesuatu yang menyusahkan kalian, (ia) sangat menginginkan
(keimanan dan keselamatan) bagi kalian, (ia) penyantun dan penyayang bagi
orang-orang yang beriman." (QS: At-Taubah: 128)
{لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى
الْمُؤمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولاً مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ
آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ}.
"Sungguh,
Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman tatkala mengutus seorang
rasul pada mereka dari kalangan mereka sendiri, membacakan kepada mereka
ayat-ayatNya dan menyucikan mereka dan mengajarkan kitab (Al-Qur'an) dan hikmah
(Sunnah) kepada mereka ." (QS:
Al-Imran: 164)
{وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاّ
رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ}.
"Dan
tidaklah Kami mengutusmu melainkan sebagai rahmat untuk semesta alam." (QS:
Al-Anbiya: 107)
{مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ
وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ}
"Muhammad
rasul Allah dan orang-orang yang bersamanya, keras terhadap kaum kafir dan
saling menyayangi sesama mereka." (QS: Al-Fath: 29)
{يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ
إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا * وَدَاعِيًا إِلَى
اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُّنِيرًا *وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ بِأَنَّ لَهُم
مِّنَ اللَّهِ فَضْلاً كَبِيرًا}.
"45). Wahai
nabi! Sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi dan pemberi kabar
gembira serta pemberi peringatan. 46). Dan untuk menjadi seorang da'i ke jalan
Allah dengan idzin-Nya dan sebagai lentera yang menerangi. 47). Dan berilah
kabar gembira terhadap orang-orang yang beriman bahwa bagi mereka karunia yang
besar dari Allah." (QS: Al-Ahzab: 45-46-47)
ولا
شك أنه يتعين على كل داعية أن يتخذه - صلى الله عليه وسلم - قدوة وإماماً لقوله
تعالى:
Dan tidak
diragukan, sudah menjadi suatu keharusan bagi setiap da'i untuk menjadikan nabi
shallallahu 'alaihi wasallam sebagai qudwah (tauladan) dan imam (panutan), berdasarkan
firman Allah:
{لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي
رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ
الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا}
"Sungguh
telah ada bagi kalian pada diri rasul Allah suri tauladan yang baik, bagi yang
berharap (rahmat) Allah dan (balasan) hari akhir dan banyak mengingat Allah."
(QS: Al-Ahzab: 21)
[Sumber:
Al-Khuluq Al-Hasan 'Ala Dhau Al-Kitab Was Sunnah. Karya Asy-Syaikh Sa'id Ibnu
Wahf Al-Qahthani rahimahullah. Cet: Ibnu Al-Jauzi, KSA]
Semoga
Allah menjadikan kita semua termasuk hamba-hambaNya yang berpegang teguh dengan
Tauhid dan Sunnah, serta menjadikan kita termasuk ke dalam golongan
hamba-hambaNya yang senantiasa berhias dengan akhlak yang baik, muamalah serta
pergaulan yang baik, yang menjadi sebab terbukanya pintu-pintu hidayah dan
kebaikan bagi keluarga, saudara, serta masyarakat, maupun orang lain.
Wallahu
a'lam. Wala haula wala quwwata illa billah.
Akhukum fillah :
Abu Muhammad Mubaarok Al-Atsary
Senin, 26 - Rabi'uts Tsani -
1437 H / 08 - 02 - 2016 M
0 komentar:
Posting Komentar