Translate

Senin, 08 Februari 2016

Peran Akhlak Dalam Menyampaikan Ilmu.



Peran Akhlak Dalam Menyampaikan Ilmu

بسم الله الرحمن الرحيم

Akhlak yang baik adalah merupakan suatu hiasan bagi seorang muslim, terlebih apabila ia adalah seorang pencari atau penyampai ilmu. Seorang yang menyampaikan sunnah dan kebaikan kepada masyarakat, tentunya sangat dituntut untuk melatih dirinya menjaga lisan dan perbuatannya. Dan sesungguhnya di antara sebab yang membuat manusia cinta terhadap sunnah, bukanlah karena lamanya seseorang belajar di negeri arab, atau dikarenakan ribuan kitab yang telah kita khatamkan, atau hafalan kita yang sangat banyak, tidak!. Akan tetapi manusia melihat dan menilai dari apa yang terucap dan apa yang kita lakukan.

Maka menjaga akhlak adalah sesuatu yang sangat penting dan sangat perlu untuk benar-benar diperhatikan.     

Berikut ini terdapat sebuah nashihat yang sangat indah mengenai betapa pentingnya arti sebuah akhlak yang baik,  dari Fadhilah Asy-Syaikh Sa'id Ibnu 'Ali Ibnu Wahf Al-Qahthani rahimahullahu, bagi seorang muslim secara umum dan bagi para penyandang ilmu baik pencari maupun penyampainya secara khusus… Semoga bermanfaat untuk kita bersama.

Berkata Asy-Syaikh rahimahullah :   

الخلق الحسن من أعظم الأساليب التي تجذب الناس إلى الإسلام، والهداية، والاستقامة؛ ولهذا من تتبَّع سيرة المصطفى - صلى الله عليه وسلم - وجد أنه كان يلازم الخلق الحسن في سائر أحواله وخاصة في دعوته إلى اللَّه تعالى، فأقبل الناس ودخلوا في دين اللَّه أفواجاً بفضل اللَّه تعالى ثم بفضل حسن خلقه - صلى الله عليه وسلم -، فكم دخل في الإسلام بسبب خلقه العظيم.

Akhlak yang baik merupakan sebaik-baik uslub yang menyebabkan manusia terpikat kepada islam, hidayah dan istiqamah. Oleh karenanya, siapa saja yang meneliti perjalanan nabiyullah al-musthafa shallallahu 'alaihi wasallam, niscaya ia akan mendapati bahwa beliau shallallahu 'alaihi wasallam melazimi akhlak yang baik pada setiap keadaannya, terlebih dalam dakwah beliau kepada Allah. Sehingga manusiapun menoleh dan berduyun-duyun memeluk agama Allah dengan sebab fadhilah dari Allah, kemudian dengan sebab kebaikan akhlak beliau shallallahu 'alaihi wasallam. Berapa banyak manusia yang telah memeluk islam dengan sebab akhlak beliau shallallahu 'alaihi wasallam yang agung!.  

فهذا يُسلم ويقول: ((واللَّه ما كان على الأرض وجه أبغض إليَّ من وجهك فقد أصبح وجهك أحبَّ الوجوه كلها إليَّ))

Lihatlah ini! Ia memeluk islam dan berkata: "Demi Allah! Dahulu tidak ada satupun wajah di muka bumi ini yang lebih aku benci selain wajahmu. Kini telah berubah, wajahmu menjadi sebuah wajah yang paling aku cinta dari seluruh wajah, bagiku." 

وذاك يقول: ((اللَّهم ارحمني ومحمداً ولا ترحم معنا أحداً))، تأثر بعفو النبي - صلى الله عليه وسلم - ولم يتركه على تحجيره رحمة اللَّه التي وسعت كل شيء، بل قال له: ((لقد تحجَّرت واسعاً)).

Dan yang lainnya lagi berkata: "Ya Allah! Kasihilah aku dan Muhammad, dan jangan kasihi bersama kami seorangpun." Dampak (rasa bahagia) dari pemberian maaf nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan beliau tidak membiarkannya membatasi rahmat Allah yang melingkup segala sesuatu. Bahkan beliau menegurnya: "sungguh engkau telah membatasi Yang Maha luas."

والآخر يقول: ((فبأبي هو وأمي ما رأيت معلماً قبله ولا بعده أحسن تعليماً منه))

Dan yang lainnya lagi berkata: "Sungguh bapak dan ibuku menjadi tebusannya! Aku tidak pernah melihat seorang mu'allim (penyampai ilmu) sebelum dan setelah beliau yang lebih baik pengajarannya melebihi beliau shallallahu 'alaihi wasallam."

والرابع يقول: ((يا قومي أسلموا فإن محمداً يعطي عطاءً لا يخشى الفاقة))

Dan yang keempat juga berkata: "Wahai kaumku! Berislamlah.. Sesungguhnya Muhammad memberikan pemberian dalam keadaan ia tidak takut kefaqiran."

والخامس يقول: ((واللَّه لقد أعطاني رسول اللَّه - صلى الله عليه وسلم - ما أعطاني وإنه لأبغض الناس إليَّ، فما برح يعطيني حتى إنه لأحبّ الناس إليَّ))

Dan yang kelima juga berkata: "Demi Allah! Sungguh Rasul Allah shallallahu 'alaihi wasallam telah memberikan sesuatu yang diberikan kepadaku dalam keadaan ia adalah manusia yang paling aku benci. Dan iapun terus menerus memberi kepadaku hingga ia menjadi manusia yang paling aku cinta."

والسادس يقول: بعد عفو النبي - صلى الله عليه وسلم - عنه: ((جئتكم من عند خير الناس))، ثم يدعو قومه للإسلام فأسلم منهم خلق كثير، وهناك أمثلة كثيرة جداً.

Dan yang keenam berkata -setelah dimaafkan oleh nabi shallallahu 'alaihi wasallam-: "Aku datang kepada kalian dari sisi sebaik-baik manusia." Kemudian ia mengajak kaumnya untuk memeluk islam. Maka berislamlah sejumlah besar dari mereka. Dan disana masih terdapat contoh yang banyak sekali.

الخلق الحسن هو أمنية كل مسلم وكل داعية مخلص خاصة؛ لأنه بذلك ينجو ويفوز وينجح في جميع أموره الخاصة والعامة؛ ولهذه الأهمية كان - صلى الله عليه وسلم - يدعو ربه أن يهديه للخلق الحسن، فكان - صلى الله عليه وسلم - يقول في استفتاحه لصلاة الليل: ((واهدني لأحسن الأخلاق، لا يهدي لأحسنها إلا أنت .. ))، وكان يقول: ((اللَّهم كما أحسنت خلْقي فحسّن خُلُقي))

Ahklak yang baik adalah aspirasi bagi setiap muslim (secara umum _pent) dan bagi setiap para da'i yang ikhlash secara khusus, karena dengan hal tersebutlah seseorang akan meraih keselamatan, kemenangan dan kemudahan pada seluruh urusannya yang bersifat pribadi maupun umum. Dan karena betapa pentingnya hal ini, maka nabi shallallahu 'alaihi wasallam senantiasa bermohon kepada Rabb-nya agar diberi anugerah akhlak yang baik. Dan beliau shallallahu 'alaihi wasallam senantiasa berdo'a pada pembukaan shalat malamnya:

   ((واهدني لأحسن الأخلاق، لا يهدي لأحسنها إلا أنت ..))

"Anugerahkanlah kepadaku akhlak yang baik, tidak ada yang menganugerahkan kebaikan hal tersebut melainkan hanya Engkau.."

Dan beliau juga senantiasa berdoa:

((اللَّهم كما أحسنت خلْقي فحسّن خُلُقي))

"Ya Allah! Sebagaimana Engkau memperbagus penciptaanku, maka perbaguslah akhlak-ku."

الخلق الحسن يحبّب المسلم إلى الناس جميعاً حتى أعدائه، ويتمكن بذلك من إرضاء الناس على اختلاف طبقاتهم، وكل من جالسه أو خالطه أحبه، وبهذا يسهل على الداعية إدراك مطالبه السامية بإذن اللَّه تعالى؛ لأن الدعاة إلى اللَّه - عز وجل – لا يَسعَون الناس بأموالهم ولكن ببسط الوجه وحسن الخلق.

Akhlak yang baik menjadi sebab seorang muslim dicinta oleh seluruh manusia, hingga musuh-musuhnya. Ia memiliki pengaruh dengan hal tersebut, diridhai manusia bersamaan dengan keanekaragaman tingkatan mereka. Dan setiap yang duduk dan berbaur bersamanya menjadi cinta kepadanya. Dengan akhlak yang baik, seorang da'i akan meraih keluhuran cita-citanya dengan idzin Allah. Karena para da'i memikat manusia bukan dengan harta, akan tetapi dengan melebarkan wajah dan akhlak yang baik.

من لم يتخلّق بالخلق الحسن من المسلمين ينفِّر الناس من دعوته، ولا يستفيدون من علمه وخبرته؛ لأن من طبائع الناس أنهم لا يقبلون ممن يستطيل عليهم أو يبدو منه احتقارهم، واستصغارهم، ولو كان ما يقوله حقاً.

Barang siapa tidak berhias dengan akhlak yang baik dari kaum muslimin, niscaya ia akan menjadi penyebab manusia lari dari dakwahnya. Dan mereka tidak akan mengambil faidah dari ilmu dan pengetahuannya. Karena sudah menjadi tabi'at manusia, bahwa mereka tidak akan menerima dari orang yang menyombongkan diri kepada mereka atau orang yang nampak merendahkan dan meremehkan mereka, walaupun apa yang ia ucapkan adalah suatu kebenaran.

Allah subhanahu wata'ala mengatakan kepada nabi-Nya shallallahu 'alaihi wasallam:

{فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللَّهِ لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأَمْرِ}.

"Maka dikarenakan rahmat dari Allah-lah, engkau berlemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap kasar dan berkeras hati, niscaya mereka akan menjauhkan diri dari sekitarmu. Maka maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam suatu perkara." (QS: Al-Imran: 159)

{وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ}.

"Dan rendahkanlah dirimu terhadap siapa saja yang mengikutimu dari kalangan orang-orang yang beriman." (QS: Asy-Syu'ara: 215)

Dan Allah subhanahu wata'ala juga berfirman -dalam keadaan melimpahkan anugerah kepada hamba-hambaNya-:

{لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ}.

"Sungguh, telah datang kepada kalian seorang rasul dari kalangan kalian sendiri, memberatkannya sesuatu yang menyusahkan kalian, (ia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagi kalian, (ia) penyantun dan penyayang bagi orang-orang yang beriman." (QS: At-Taubah: 128)

{لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولاً مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ}.

"Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman tatkala mengutus seorang rasul pada mereka dari kalangan mereka sendiri, membacakan kepada mereka ayat-ayatNya dan menyucikan mereka dan mengajarkan kitab (Al-Qur'an) dan hikmah (Sunnah) kepada mereka  ." (QS: Al-Imran: 164)

{وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاّ رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ}.

"Dan tidaklah Kami mengutusmu melainkan sebagai rahmat untuk semesta alam." (QS: Al-Anbiya: 107)

{مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ}

"Muhammad rasul Allah dan orang-orang yang bersamanya, keras terhadap kaum kafir dan saling menyayangi sesama mereka." (QS: Al-Fath: 29)

{يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا * وَدَاعِيًا إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُّنِيرًا *وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ بِأَنَّ لَهُم مِّنَ اللَّهِ فَضْلاً كَبِيرًا}.

"45). Wahai nabi! Sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi dan pemberi kabar gembira serta pemberi peringatan. 46). Dan untuk menjadi seorang da'i ke jalan Allah dengan idzin-Nya dan sebagai lentera yang menerangi. 47). Dan berilah kabar gembira terhadap orang-orang yang beriman bahwa bagi mereka karunia yang besar dari Allah." (QS: Al-Ahzab: 45-46-47)

ولا شك أنه يتعين على كل داعية أن يتخذه - صلى الله عليه وسلم - قدوة وإماماً لقوله تعالى:

Dan tidak diragukan, sudah menjadi suatu keharusan bagi setiap da'i untuk menjadikan nabi shallallahu 'alaihi wasallam sebagai qudwah (tauladan) dan imam (panutan), berdasarkan firman Allah:

{لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا}

"Sungguh telah ada bagi kalian pada diri rasul Allah suri tauladan yang baik, bagi yang berharap (rahmat) Allah dan (balasan) hari akhir dan banyak mengingat Allah." (QS: Al-Ahzab: 21)

[Sumber: Al-Khuluq Al-Hasan 'Ala Dhau Al-Kitab Was Sunnah. Karya Asy-Syaikh Sa'id Ibnu Wahf Al-Qahthani rahimahullah. Cet: Ibnu Al-Jauzi, KSA]

Semoga Allah menjadikan kita semua termasuk hamba-hambaNya yang berpegang teguh dengan Tauhid dan Sunnah, serta menjadikan kita termasuk ke dalam golongan hamba-hambaNya yang senantiasa berhias dengan akhlak yang baik, muamalah serta pergaulan yang baik, yang menjadi sebab terbukanya pintu-pintu hidayah dan kebaikan bagi keluarga, saudara, serta masyarakat, maupun orang lain.

Wallahu a'lam. Wala haula wala quwwata illa billah.


Akhukum fillah :
Abu Muhammad Mubaarok Al-Atsary
Senin, 26  - Rabi'uts Tsani - 1437 H / 08 - 02 - 2016 M


0 komentar:

Posting Komentar

Mubaarok Al-Atsary. Diberdayakan oleh Blogger.