(Bagian Kedua)
PERTEMUAN : KE-DUA BELAS
BUKU :
MUSTHALAH AL-HADITS
KARYA : IBNU
‘UTSAIMIN RAHIMAHULLAH
____________
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
"AL-MUSALSAL"
Berkata
Asy-Syaikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullah
:
المُسَلْسَلُ.
أ_ تَعْرِيْفُهُ، ب_ فَائِدَتُهُ.
Al-Musalsal.
A).
Definisi Al-Musalsal. B). Faidah
Al-Musalsal.
*****
A). Definisi Al-Musalsal.
أ_ المُسَلْسَلُ.
مَا اتَّفَقَ الرُّوَاةُ فِيْهِ عَلَى شَيْءٍ وَاحِدٍ، فِيْمَا يَتَعَلَّقُ
بِالرَّاوِيِّ أَوِ الرِّوَايَةِ.
Al-Musalsal yaitu:
Sesuatu yang
para perawi bersepakat didalamnya pada satu hal. Pada sesuatu yang berkaitan
dengan perawi atau periwayatan.
مِثَالُهُ فِيْمَا يَتَعَلَّقُ بِالرَّاوِيِّ: حَدِيْثُ مُعَاذٍ بْنِ
جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
لَهُ: "يَا مُعَاذُ! إِنِّي لَأُحِبُّكَ، أُوْصِيْكَ يَا مُعَاذُ! لَا تَدَعَنَّ
فِيْ دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ تَقُوْلُ: اللَّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ، وَشُكْرِكَ
وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ.
Contoh yang
berkaitan dengan perawi adalah:
Hadits Mu'adz Ibnu Jabal radhiallahu 'anhu,
bahwasannya nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda kepadanya: "Wahai Mu'adz,
sesungguhnya aku sangat mencintaimu, aku wasiatkan kepadamu wahai Mu'adz! Janganlah engkau tinggalkan setiap
kali selesai shalat untuk mengucapkan:
"اللَّهُمَّ
أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ، وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ"
"Ya Allah!
Berilah aku pertolongan untuk berdzikir kepada-Mu, dan bersyukur kepada-Mu, dan
beribadah kepada-Mu dengan baik."
فَقَدْ ذَكَرُوْا أَنَّ كُلَّ مَنْ حَدَّثَ قَالَ لِمَنْ رَوَاهُ عَنْهُ:
وَأَنَا أُحِبُّكَ،
فَقَلْ: اللَّهُمَّ أَعِنِّيْ...
إلخ.
Para 'ulama
menyebutkan, bahwa setiap yang menyampaikan hadits tersebut, ia mngatakan
terhadap yang meriwayatkan darinya: "aku mencintaimu", maka
katakanlah: Allahumma 'a'inni… dst.
وَمِثَالُهُ فِيْمَا يَتَعَلَّقُ بِالرِّوَايَةِ: قَوْلُ الْبُخَارِيِّ
فِيْ "صَحِيْحِهِ": حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ حَفْصٍ، حَدَّثَنَا أَبِيْ،
حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ، حَدَّثَنَا زَيْدٌ بْنُ وَهْبٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ
(يَعْنِيْ ابْنُ مَسْعُوْدٍ) حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَهُوَ الصَّادِقُ المَصْدُوْقُ: "إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ
أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً..." الحديث.
Dan contoh yang
berkaitan dengan riwayat adalah:
Perkataan imam Al-Bukhari rahimahullah dalam shahih
beliau:
"Telah
menceritakan kepada kami 'Umar Ibnu Hafsh,
telah menceritakan kepada kami bapakku, telah menceritakan kepada kami Al-A'masy, telah menceritakan kepada kami Zaid Ibnu Wahb, telah menceritakan kepada kami
'Abdullah (yakni: Ibnu Mas'ud) radhiallahu
'anhu, telah menceritakan kepada kami Rasul
Allah shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau adalah orang yang
benar dan dibenarkan:
"إِنَّ أَحَدَكُمْ
يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ
عَلَقَةً..." الحديث.
"Sesungguhnya
salah seorang di antara kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya
selama empat puluh hari dalam bentuk air mani, kemudian segumpal darah…"
Al-hadits.
فَقَدْ تَسَلْسَلَ بِاتِّفَاقِ الرُّوَاةِ عَلَى صِيْغَةٍ وَاحِدَةٍ هِيَ:
حَدَّثَنَا.
Hadits tersebut
di atas bertasalsul dengan kesepakatan para perawinya di atas satu bentuk,
yaitu: lafazh "Haddatsana".
وَمِثْلُ ذَلِكَ لَوْ تَسَلْسَلَ بِلَفْظِ: عَنْ فُلَان عَنْ فُلَان.
Dan yang
semisal itu adalah apabila bertasalsul dengan lafazh: "dari fulan",
"dari fulan".
أَوْ تَسَلْسَلَ بِكَوْنِهِ أَوَّلَ حَدِيْثٍ سَمِعَهُ مِنْ شَيْخِهِ
أَوْ آخِرَ حَدِيْثٍ.
Atau
bertasalsul dengan keadaannya bahwa itu adalah awal hadits yang ia dengar dari
syaikhnya, atau akhir hadits.
ب_ وَفَائِدَةُ الْمُسَلْسَلِ.
بَيَانُ ضَبْطِ الرُّوَاةِ فَيْ أَخْذِ بَعْضِهِمْ مِنْ بَعْضٍ، وَعِناَيَةِ
كُلِّ وَاحِدٍ بِاتِّباَعِ مَنْ قَبْلَهُ.
B).
Faidah Al-Musalsal.
Penjelasan
tentang Dhabth-nya perawi dalam pengambilan sebagian mereka dari sebagian yang
lainnya, dan perhatian masing-masing perawi dengan mengikuti perawi yang
sebelumnya.
Wallahu
a'lam bish-shawab. Wa baarakallahu fikum.
Akhukum fillah :
Ahad, 16 - Safar -
1437 H / 29 - 11 - 2015 M
0 komentar:
Posting Komentar