(Bagian Kedua)
PERTEMUAN : KE-SEMBILAN
BUKU :
MUSTHALAH AL-HADITS
KARYA : IBNU
‘UTSAIMIN RAHIMAHULLAH
____________
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
"AL-ISNAD"
Berkata
Asy-Syaikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullah
:
الإِسْنَادُ:
أ_ تَعْرِيْفُهُ، ب_ أَقْسَامُهُ،
ج_ أَصَحُّ الْأَسَانِيْدِ.
Al-Isnad.
A).
Definisi Al-Isnad. B). Pembagian Al-Isnad. C). Sanad Tershahih.
*****
A). Definisi Al-Isnad.
أ_ الْإِسْنَادُ، وَيُقَالُ: السَّنَدُ : رُوَاةُ الْحَدِيْثِ الَّذِيْنَ
نَقَلُوْهُ إِلَيْنَا.
Al-Isnad dinamakan
juga As-Sanad. Ia adalah: para perawi hadits yang menukilkannya kepada kita.
مِثَالُهُ : قَوْلُ الْبُخَارِيِّ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ يُوْسُفَ،
أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ،
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "لَا تَبَاغَضُوْا،
وَلَا تَحَاسَدُوْا، وَلَا تَدَابَرُوْا، وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَاناً، وَلَا
يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثِ لَيَالٍ".
Contohnya
adalah perkataan Imamul Bukhari rahimahullah
:
"Telah
menceritakan kepada kami 'Abdullah Ibnu Yusuf,
telah mengkhabarkan kepada kami Malik,
dari Ibnu Syihab, dari Anas Ibnu Malik radhiallahu 'anhu,
sesungguhnya Rasul Allah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
"لَا تَبَاغَضُوْا،
وَلَا تَحَاسَدُوْا، وَلَا تَدَابَرُوْا، وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَاناً، وَلَا
يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثِ لَيَالٍ"
"Janganlah
kalian saling membenci, janganlah kalian saling mendengki, dan janganlah kalian
saling membelakangi. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Tidak
halal bagi seorang muslim untuk mendiamkan saudaranya di atas tiga malam."
فَالْإِسْنَادُ: عَبْدُ اللهِ بْنُ يُوْسُفَ، وَمَالِكٌ، وَابْنُ شِهَابٍ،
وَأَنَسٌ بْنُ مَالِكٍ.
Al-Isnad (dalam
hadits di atas _pent) yaitu: 'Abdullah Ibnu Yusuf, Malik, Ibnu
Syihab, dan Anas Ibnu Malik.
*****
ب_ أَقْسَامُهُ.
وَيَنْقَسِمُ إِلَى قِسْمَيْنِ: عَالٍ وَنَازِلٍ.
B). Pembagian Al-Isnad.
Al-Isnad terbagi
menjadi dua bagian: 'Ali (tinggi) dan Nazil (rendah).
فَالْعَالِيُّ: مَا كَانَ أَقْرَبَ إِلَى الصِّحَةِ، وَالنَّازِلُ عَكْسُهُ.
Sanad
'Ali yaitu: sebuah sanad yang lebih
cenderung kepada Shahih. Adapun Sanad Nazil
adalah sebaliknya.
وَالْعُلُوُّ نَوْعَانِ: عُلُوُّ صِفَةٍ وَعُلُوُّ عَدَدٍ.
Sanad
'Ali ada dua bagian: 'Ali pada sifat dan 'Ali pada jumlah.
1_ فَعُلُوُّ الصِّفَةِ: أَنْ يَكُوْنَ الرُّوَاةُ أَقْوَى فِيْ الضَّبْطِ
أَوِ الْعَدَالَةِ مِنَ الرُّوَاةِ فِيْ إِسْنَادٍ آخَرَ.
1). 'Ali pada shifat yaitu :
Para perawi
dalam satu sanad lebih kuat dari sisi Dhabth dan 'Adalahnya dibanding para
perawi yang berada pada sanad yang lain.
2_ وَعُلُوُّ الْعَدَدِ: أَنْ يَقِلَّ عَدَدُ الرُّوَاةِ فِيْ إِسْنَادٍ
بِالنِّسْبَةِ إِلَى إِسْنَادٍ آخَرَ.
2). 'Ali pada jumlah yaitu:
Jumlah para
perawi dalam satu sanad lebih sedikit dibanding (para perawi yang berada _pent) pada sanad yang lain.
وَإِنَّمَا كَانَتْ قِلَّةُ الْعَدَدِ عُلُوّاً؛ لِأَنَّهُ كُلَّمَا قَلَّتِ
الْوَسَائِطُ قَلَّ احْتِمَالُ الْخَطَأِ، فَكَانَ أَقْرَبَ لِلصِّحَةِ.
Bahwasannya sedikitnya
jumlah perawi dalam suatu sanad dikatakan sebagai Sanad
'Ali, yang demikian adalah dikarenakan setiap kali sedikitnya para
perantara menunjukan sedikitnya kemungkinan salah. Maka sedikitnya jumlah
adalah lebih dekat kepada Shahih.
وَالنُّزُوْلُ يُقَابِلُ الْعُلُوَّ، فَيَكُوْنُ نَوْعَيْنِ: نُزُوْلُ
صِفَةٍ، نُزُوْلُ عَدَدٍ.
Dan adapun Sanad Nazil, dia adalah kebalikan dari Sanad 'Ali. Maka iapun terbagi menjadi dua bagian
: Nazil pada Shifat dan Nazil pada Jumlah.
1_ فَنُزُوْلُ الصِّفَةِ: أَنْ يَكُوْنَ الرُّوَاةُ أَضْعَفَ فِيْ الضَّبْطِ
أَوِ الْعَدَالَةِ مِنَ الرُّوَاةِ فِيْ إِسْناَدٍ آخَرَ.
1). Nazil pada shifat yaitu :
Para perawi
dalam satu sanad lebih lemah dari sisi Dhabth dan 'Adalahnya dibanding para
perawi yang berada pada sanad yang lain.
2_ وَنُزُوْلُ الْعَدَدِ: أَنْ يَكْثُرَ عَدَدُ الرُّوَاةِ فِيْ إِسْنَادٍ
بِالنِّسْبَةِ إِلَى إِسْنَادٍ آخَرَ.
2). Nazil pada jumlah yaitu:
Jumlah para
perawi dalam satu sanad lebih banyak dibanding (para perawi yang berada _pent) pada sanad yang lain.
وَقَدْ يَجْتَمِعُ النَّوْعَانِ عُلُوُّ الصِّفَةِ وَعُلُوُّ الْعَدَدِ
فِيْ إِسْنَادٍ وَاحِدٍ، فَيَكُوْن عَالِياً مِنْ حَيْثُ الصِّفَةِ وَمِنْ حَيْثُ
الْعَدَدِ.
Dan terkadang berkumpul
dua jenis; 'Ali pada shifat dan 'Ali pada jumlah dalam satu sanad. Maka jadilah sanad tersebut 'Ali dari sisi shifat
dan dari sisi jumlah.
وَقَدْ يُوْجَدُ أَحَدُهُمَا
دُوْنَ الْآخَرِ، فَيَكُوْنُ الْإِسْنَادُ عَالِياً مِنْ حَيْثُ الصِّفَةِ، نَازِلاً
مِنْ حَيْثُ الْعَدَدِ أَوْ بِالْعَكْسِ.
Dan
terkadang hanya terdapat salah satunya tidak selainnya. Maka jadilah sanad
tersebut 'Ali pada shifat, Nazil pada jumlah. Atau sebaliknya.
وَفَائِدَةُ مَعْرِفَةِ الْعُلُوِّ
وَالنُّزُوْلِ: الْحُكْمُ بِالتَّرْجِيْحِ لِلْعَالِيِّ عِنْدَ التَّعَارُضِ.
Dan
faidah mengetahui 'Ali dan Nazil adalah: memberi hukum tarjih terhadap Sanad
yang 'Ali tatkala terjadi sebuah ta'arudh (kontradiksi).
Wallahu
a'lam bish-shawab. Wa baarakallahu fikum.
Akhukum fillah :
Rabu, 5 - Muharram
- 1437 H / 18 - 10 - 2015 M
_____________________________
Baca Juga :
--------------------------
1). Marfu' Sharih.
2). Marfu' Hukmi.
4). Shahabat Nabi.
7). Al-Mukhadram.
8). At-Tabi'i.
0 komentar:
Posting Komentar